Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permenkes Anjurkan Pesan Pengingat Risiko Kesehatan pada Kemasan Pangan

Kompas.com - 20/06/2013, 08:53 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Kelebihan konsumsi gula, garam, dan lemak merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, kanker, stroke ataupun penyakit jantung. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengetahui kandungan gizi dari makanan disinyalir menjadi penyebab kelebihan tersebut.

Oleh karena itu, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi membuat Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2013 yang berisi imbauan untuk mengatur konsumsi gula, garam, dan lemak. Permenkes tersebut juga berisi tentang aturan pencantuman informasi kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan pengingat risiko kesehatan pada kemasan produk pangan olahan dan siap saji.

Pesan pengingat yang dimaksud kurang lebih berisi, "Konsumsi gula lebih dari 50 gram, natrium lebih dari 2.000 mg, atau lemak total lebih dari 67 gram per orang berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung."

Kepala Sub Direktorat Bina Gizi Klinis Kementerian Kesehatan Iip Syaiful mengatakan, gaya hidup masyarakat kini beralih pada makanan kemasan yang praktis. Namun tak jarang pula masyarakat tidak menyadari kandungan dari makanan yang dikemas tersebut.

"Tanpa sadar, orang bisa saja sudah memakan banyak gula, garam, atau lemak," ujarnya dalam seminar edukasi 'Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak dan Baca Label Kemasan Pangan' yang diadakan oleh Kemenkes, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Nutrifood di Jakarta, Rabu (19/6/2013).

Anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak, lanjut Iip, sebenarnya berbeda-beda tiap individu lantaran kebutuhannya berbeda. Namun secara umum orang dewasa dianjurkan setiap hari untuk mengonsumsi garam tidak lebih dari 50 gram atau setara dengan empat sendok makan. Garam tidak lebih dari lima gram atau setara dengan satu sendok teh. Sedangkan untuk lemak tidak lebih dari 67 gram atau setara dengan lima sendok makan minyak.

Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr. Ekowati Rahajeng mengatakan, pesan yang langsung dicantumkan dalam kemasan diharapkan memberikan pengingat kepada masyarakat untuk terus memantau konsumsi gula, garam, dan lemak mereka.

"Edukasi dan pendidikan kesehatan tentang diet dan gizi seimbang sangat dibutuhkan guna menyadarkan masyakarat dari risiko penyakit tidak menular," tandas Ekowati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com