Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/07/2013, 14:03 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


Kompas.com - Sebelum mencapai puncak serangan sakit kepala intens di satu sisi kepala, gejala-gejala migren terkadang sudah muncul 12-24 jam sebelumnya.

Para ahli belum mengetahui penyebab pasti migren. Namun migren diduga berhubungan dengan ketidakseimbangan serotonin dan beberapa zat lain dalam otak.

Secara umum terdapat empat tahap gejala migren. Pada tahap awal, sekitar 60 persen penderita migren mengalami beberapa gejala berupa konstipasi atau diare, keinginan berlebih untuk makan, sulit berkonsentrasi, otot kaku, sering menguap, frekuensi buang air kecil meningkat, kelelahan, serta depresi atau eforia.

"Secara psikologis, ada semacam riam zat-zat kimia di otak sebelum migren dimulai," kata Dawn C.Buse, Ph.D, pakar saraf dari Albert Einstein College of Medicine.

Di tahap kedua, pada penderita migren klasik biasanya akan menerima sinyal peringatan neurologis lebih dahulu, yaitu sekitar 5-20 menit lebih dahulu berupa aura.

Gejalanya bisa berbeda pada setiap orang, tetapi aura atau kilatan cahaya yang membuat penglihatan semakin kabur ini masih menjadi misteri bagi para ilmuwan. Para ahli menduga ini mungkin karena gelombang zat kimia yang menjalar di bagian otak tertentu.

Pada tahap ketiga, muncul rasa sakit pada kepala yang semakin lama semakin kuat. Sebagian penderita juga mengalami sensitivitas berlebihan pada cahaya, suara, bahkan penciuman. Rasa sakit yang dirasakan biasanya akan bertahan selama 72 jam sebelum masuk ke tahap keempat.

Setelah rasa nyeri perlahan berkurang, penderita migren bisa mengalami rasa lelah, sementara ada juga yang merasa sangat senang.

Obat-obatan yang dapat membantu meringankan migren dibagi menjadi dua golongan, obat yang menghentikan atau mengurangi nyeri begitu migren dimulai, dan obat yang mengurangi atau mencegah migren.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com