Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2013, 10:15 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Para peneliti di Massachusetts General Hospital menciptakan pembuluh darah yang stabil dan fungsional dari sel punca manusia. Para peneliti percaya, pembuluh darah hasil rekayasa ini dapat dikembangkan menjadi salah satu alternatif pengobatan untuk penyakit kardiovaskular. Prinsipnya hampir sama dengan operasi bypass yaitu membuat saluran baru untuk sirkulasi darah.

Penelitian pada tikus ini menggunakan sel punca jenis pluripoten terinduksi (iPSC) yang memiliki sifat dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak membentuk organisme baru. Sel punca terinduksi merupakan sel yang diambil dari sel-sel dewasa yang kemudian diinduksi menjadi sel punca.

Secara spesifik, para peneliti ingin mengetahui bila sel-sel prekursor pembuluh yang terdiri dari sel endotelial dan mesenkim tersebut mampu menciptakan pembuluh darah baru.

Penulis studi dr Rakesh Jain, direktur Steele Laboratory for Tumor Biology di Mass General mengatakan, penemuan ini menekankan pada cara sel dewasa kembali pada fase punca yang dapat berkembang menjadi banyak tipe jaringan yang berbeda.

"Pembentukan jaringan tersebut berpotensi pula menjadi pengobatan regeneratif berbasis sel," ujarnya.

Dalam percobaan, para peneliti mengembangkan sel punca dan menyuntikkannya pada otak dan kulit belakang tikus. Penyuntikkan yang terlalu dalam menyebabkan tikus mati, namun paling tidak dalam dua minggu sel-sel yang disuntikkan tersebut mampu membentuk pembuluh darah baru yang terhubung dengan pembuluh darah lama tikus.

Para peneliti menemukan, pembuluh darah baru bersifat lebih lentur daripada pembuluh darah lama pada tikus. Sel endotelial yang membentuk lapisan dalam dari pembuluh darah mampu untuk membuka kembali aliran darah yang sebelumnya tersumbat.

Gangguan pembuluh darah merupakan permasalahan yang kompleks. Banyak penyakit kerusakan pembuluh darah yang mengakibatkan komplikasi serius.

Salah satunya penyakit diabetes yang memiliki risiko luka yang tidak kunjung sembuh di daerah kaki akibat aliran darah yang tidak lancar ke bagian tersebut. Luka tersebut sebenarnya merupakan dampak dari kerusakan pembuluh darah yang jika dibiarkan mengharuskan diabetesi untuk diamputasi.

Maka para peneliti menyimpulkan, hasil temuan ini dapat berkontribusi dalam memecahkan berbagai permasalahan pembuluh darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com