Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Jajanan Takjil Mengandung Bahan Berbahaya

Kompas.com - 25/07/2013, 11:17 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


Kompas.com - Kehadiran para penjual hidangan takjil di pinggir jalan sampai ke pasar jajanan selama bulan Ramadhan memang memudahkan kita untuk mendapatkan panganan berbuka puasa. Tetapi sebaiknya Anda perlu berhati-hati saat membeli takjil, terutama kue-kue dengan warna mencolok.

Dalam inspeksi mendadak yang dilakukan BPOM di pasar jajanan di kawasan Bendungan Hilir Jakarta kemarin (24/7/13) ditemukan takjil yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti rhodamin B yang merupakan pewarna tekstil, formalin, dan juga boraks.

"Dari inspeksi ini ditemukan 21 persen jajanan yang mengandung bahan berbahaya, meski jumlahnya turun dari tahun lalu yang mencapai 26 persen," kata Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Roy Sparingga.

Jajanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut antara lain kue mutiara, pacar cina, serta mi dan tahu. Ada juga kerupuk asinan yang diketahui menggunakan boraks.

Menurut Roy, panganan yang ditemukan cenderung sama setiap tahun. Panganan berwarna cerah, tahu, kerupuk, dan mi basah hampir selalu mengandung ketiga bahan berbahaya tersebut.

Kandungan rhodamin bisa dideteksi dari warna hidangan yang cenderung menyala. Sedangkan formalin pada tahu dan mi menyebabkan kondisi makanan tetap bagus kendati sudah lewat 1 hari. Sementara boraks pada kerupuk menyebabkan sedikit warna kecoklatan.

Sebagai tindak lanjut, Roy mengatakan para penjual makanan akan diberikan pembinaan mengenai bahan-bahan yang aman untuk makanan. "Ini jika mereka mengolah makanan sendiri. Tapi jika mereka mengambil dari tempat lain akan diselidiki produsennya," katanya.

Sementara itu masyakat diminta untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Menurut Roy, makanan yang sering mengandung bahan berbahaya kebanyakan memang mi, tahu, serta kue-kue berwarna cerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com