Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2013, 10:36 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com — Teknologi sel punca di bidang pengobatan kian berkembang. Sebuah riset para ahli dari China menemukan cara baru pemanfaatan sel punca, yaitu menggunakan sel punca yang berasal dari urine untuk membentuk gigi.

Kehilangan gigi akibat usia yang menua dan perawatan yang kurang baik kerap menjadi permasalahan di seluruh dunia. Oleh karena itu, para peneliti berharap, pembentukan gigi dari sel punca urine dapat memecahkan masalah ini.

Sel punca dari urine yang digunakan dalam studi ini merupakan sel punca jenis pluripoten terinduksi (iPSC) yang memiliki sifat dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, tetapi tidak membentuk organisme baru. Sel punca terinduksi merupakan sel yang diambil dari sel-sel dewasa yang kemudian diinduksi menjadi sel punca.

Studi yang dipublikasi dalam Cell Regeneration Journal itu menyebutkan, gigi tiruan yang dibuat dari sel punca mengandung bagian-bagian gigi yang cukup lengkap, seperti pulpa, dentin, ruang enamel, dan enamel. Secara khusus, gigi tiruan ini mengandung enamel dengan sel-sel ameloblas yang mirip dengan gigi asli manusia.

"Maka sel punca dapat menjadi sumber penggantian jaringan gigi manusia melalui penampisan obat lebih lanjut atau terapi regeneratif," tulis para peneliti.

Para peneliti asal Guangzhou Institute of Biomedicine and Health di China tersebut menunjukkan antusiasme mereka akan pengembangan teknologi sel punca dari urine untuk pengobatan regeneratif lain. Meski begitu, banyak pakar lain yang masih ragu dengan teknologi tersebut lantaran risiko kontaminasi yang tinggi dari urine.

"Mungkin sumber (yang digunakan untuk membentuk sel punca) ini merupakan salah satu sumber paling buruk, dan efisiensi mengubahnya menjadi sel punca juga masih sangat rendah," ujar Chris Mason, peneliti dari University College, London.

Sementara itu, menurut para peneliti asal China, studi ini masih dalam tahap awal dan dibutuhkan studi lanjutan untuk benar-benar menggunakannya pada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com