Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2013, 16:04 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com -
Herbal diklaim sebagai obat non toksik. Penggunaannya yang tanpa efek samping membuat masyarakat merasa aman dan nyaman ketika mengkonsumsinya. Akibatnya, beberapa orang menggunakan herbal tanpa perhitungan. Hal ini karena efek herbal yang cenderung lebih ringan dibanding obat sintetik.

Padahal menurut Direktur Pusat Studi Biofarmaka-IPB (PSB-IPB), Prof. Latifah K.Darusman, layaknya obat sintetik, herbal sebetulnya mempunyai kegunaan yang spesifik. Untuk memperoleh manfaat maksimal, herbal harus digunakan dengan dosis tertentu. Penentuan dosis bergantung pada tujuan pengobatan atau seberapa parah penyakit.

"Tidak perlu berlebihan. Walau tidak beracun, bijaklah dalam menggunakannya," kata Latifah.

Ia mencontohkan penggunaan rimpang jahe yang mengandungan zingiber. Jahe sering digunakan untuk menimbulkan rasa hangat.

"Untuk kegunaan ini, tidak perlu sampai minum 1 liter. Kalau dengan 250 mililiter sudah terasa hangat, maka cukup segitu," ujarnya. Bila rasa pedas jahe tak tertahankan, dapat ditambahkan sedikit gula untuk mengatasinya.

Pengobatan herbal, kata Latifah, bergantung pada senyawa yang diekstrak. Dalam herbal terkandung ratusan jenis zat aktif yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.  Kelebihan inilah yang kadang membuat herbal disebut sebagai obat dewa.

"Tidak ada yang disebut obat dewa. Teknologi ekstrak menjadi kunci keberhasilan pengobatan herbal," katanya.

Dengan ekstrak, pengobatan herbal menjadi lebih spesifik dengan dosis yang dapat diatur. Latifah juga menyarankan memperlakukan obat herbal sama dengan sintetik. Misalnya makan sebelum minum obat, dan mengkonsumsi sesuai dosis yang disarankan.

Obat herbal menurut ahli herbal dari Universitas Airlangga Surabaya (UNAIR),  Prof. Soeprapto Maat dapat digunakan untuk penyakit degeneratif maupun infeksi. Keberadaan herbal pun sebetulnya bisa mengisi tempat yang ditinggalkan obat sintetik. Sehingga bila tepat, herbal dan sintetik bisa digunakan bersama tanpa efek merugikan.

"Herbal dapat digunakan sebagai adjuvant  (pendamping) atau main theraphy," kata Soeprapto.

Fungsi adjuvant misalnya terdapat pada meniran untuk pengobatan keputihan berlebih karena jamur. Meniran akan memerangi jamur, sementara keputihan diterapi dengan obat lainnya.

Fungsi herbal sebagai main theraphy terdapat pada peningkatan daya tahan tubuh. Fungsi ini juga bisa diperoleh dari ekstrak meniran dalam akar, batang, daun dan buah. Konsumsi secara teratur menyebabkan daya tahan selalu dalam kondisi prepare on state, bila ada bakteri atau virus menyerang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com