Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2013, 12:18 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan dan perjalanan panjang selama arus mudik bisa membuat pemudik kelelahan sehingga risiko kecelakaan pun lebih tinggi. Untuk itu para pemudik disarankan untuk lebih berhati-hati.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, mengingatkan para pemudik untuk menjaga perilaku berkendara dan menyempatkan diri beristirahat saat merasa lelah.

"Masyarakat harus sadar, mudik bukan untuk mati atau cacat seumur hidup. lebih baik tiba terlambat tetapi selamat daripada datang cepat tapi dalam kondisi sakit," katanya ketika melepas rombongan mudik dari Kementrian Kesehatan, Jumat (2/8), di Jakarta.

Istirahat penting untuk mengembalikan stamina dan konsentrasi selama di perjalanan sehingga risiko kecelakaan dapat dihindari.

Menkes juga menyarankan para pemudik untuk memaksimalkan manfaat 3.200 pos kesehatan yang ada di sepanjang arus mudik. Sebelum mudik, para supir juga diharuskan menjalani tes kesehatan.

"Ada beberapa supir yang baru tahu kalau dirinya hipertensi atau diabetes setelah menjalani pemeriksaan. Beberapa supir juga ketahuan menggunakan napza. Bahaya sekali jika mereka masih mengoperasikan kendaraan saat mudik," kata Nafsiah.

Khusus untuk pengemudi motor, Nafsiah menyarankan untuk menggunakan helm sesuai Standar Nasional Indonesia dan tidak membawa muatan berlebih. Muatan berlebih mengakibatkan motor tidak stabil dan berisiko kecelakaan.

Para pemudik bermotor juga sebaiknya tidak memaksakan diri membawa anak-anak. "Kasihan anak terhimpit di antara boncengan orangtua," katanya.

Untuk mencegah serangan virus dan bakteri selama di perjalanan dan tempat tujuan, menkes juga mengingkatkan pentingnya menjaga kebersihan. "Ingat untuk selalu berhati-hati dan tetap nomor satukan kesehatan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com