Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2013, 07:23 WIB

KOMPAS.com — Memasuki H-6 Lebaran, masyarakat diimbau mewaspadai masalah-masalah kesehatan yang sering muncul saat mudik. Beberapa masalah kesehatan itu adalah infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, penyakit lama yang kambuh, dan cedera.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi Kompas, Jumat (2/8), di Jakarta, memaparkan, terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat diimplementasikan oleh pemudik.

Langkah-langkah tersebut, antara lain, mengecek kesehatan sebelum mudik, memilih penjaja makanan yang higienis, dan mengonsumsi obat sesuai aturan. Selain itu, pemudik juga harus memberikan perhatian khusus kepada kaum lanjut usia dan mematuhi peraturan lalu lintas.

”Cek kesehatan sangat penting dilakukan apabila pemudik tersebut sudah lama mengidap penyakit tertentu, yakni hipertensi dan asma,” kata Tjandra.

Tjandra menyatakan, para pemudik jangan ragu-ragu untuk memanfaatkan 3.200 pos kesehatan yang tersedia di sepanjang arus mudik dari Lampung sampai Bali.

Selain itu, bagi warga yang baru pulang kerja agar tidak langsung terburu-buru memulai perjalanan mudik. ”Sebaiknya beristirahat terlebih dahulu hingga kondisi badan fit,” ujarnya.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Samsuridjal Djauzi berpendapat, pola makan para pemudik ketika berbuka puasa hingga sahur harus dijaga teratur.

”Dari berbuka puasa hingga sahur yang berdurasi sekitar 10 jam, frekuensi makan bisa ditambah hingga tiga kali,” kata Samsuridjal.
Banyak minum

Dalam perjalanan, para pemudik wajib meminum enam gelas air putih saat sahur sehingga terhindar dari dehidrasi. Samsuridjal pun mengharapkan, dengan pola waktu istirahat dan makan yang bergeser selama Lebaran, para pemudik perlu waktu istirahat yang cukup.

”Biasanya setelah makan, kadar gula dalam tubuh menurun. Akibatnya, kondisi badan pun mudah lelah. Oleh karena itu, saya menyarankan agar beristirahat setelah mengemudi selama empat jam,” kata Samsuridjal.

Samsuridjal menegaskan, pemudik yang mengendarai kendaraan sendiri perlu berhati-hati meminum obat ketika sedang sakit.

”Kebanyakan obat influenza mengandung zat antihistamin yang dapat membuat kantuk jika meminumnya. Pemudik perlu teliti membaca peringatan yang tertera dalam obat,” ujarnya.

Sementara itu, mantan atlet binaraga nasional, Ade Rai, mengatakan, pemudik perlu menyiapkan makanan yang mengandung karbohidrat, seperti roti, ubi, dan singkong.

”Makanan itu bisa menambah tenaga ketika menempuh perjalanan jauh. Selain itu, mengonsumsi vitamin C secukupnya,” ujar Ade.

Ade menjelaskan, bagi pemudik tidak boleh mengalami stres ketika terjebak macet selama berjam-jam. ”Ketika stres, penyakit lama bisa kambuh,” ungkapnya. (K06)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com