Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2013, 08:20 WIB

Kampanye pemberian air susu ibu eksklusif menggema tidak hanya di kota besar, tetapi juga sampai ke daerah di luar Jawa. Perlahan tapi pasti, kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif kian terbangun.

Di Provinsi Bengkulu, misalnya, kesadaran pentingnya ASI eksklusif bagi bayi dan ibu menyusui mulai terbentuk. Setidaknya itu ditunjukkan dengan munculnya kesadaran sebagian pasangan muda yang pro-ASI eksklusif.

Walau masih ada fasilitas layanan kesehatan yang membekali ibu dengan susu formula selepas persalinan, tenaga kesehatan yang menganjurkan bayi diberi susu formula, dan warga yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya ASI eksklusif, kesadaran itu tetap tumbuh.

Komunitas yang beranggotakan sekitar 40 orang dari berbagai latar belakang pekerjaan itu berkumpul dalam grup Warung Rembuk Kesehatan Ibu Anak di situs jejaring sosial Facebook. Selama ini, mereka kerap bertemu untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar pemberian ASI eksklusif. Mereka kemudian menyebarkan informasi itu ke lingkungan terdekatnya.

Salah seorang anggota komunitas, Lina Madila Amir (32), menuturkan, penyebarluasan informasi yang benar seputar pemberian ASI eksklusif kepada pasangan suami istri di Bengkulu harus dilakukan lebih gencar. Upaya ini perlu melibatkan tenaga kesehatan. ”Forum dan kegiatan yang membicarakan pemberian ASI eksklusif harus lebih sering diadakan agar semakin banyak masyarakat yang sadar pentingnya ASI,” katanya.

Ibu satu anak itu berkeinginan agar komunitas pro-ASI yang ia ikuti bisa membuat gerakan masif dengan melibatkan banyak pihak untuk mengedukasi dan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI bagi bayi dan ibu.

Anggota komunitas lain, Angger Wiji Rahayu (27), menyatakan, sebenarnya para ibu dan tenaga kesehatan di desa mengerti bahwa ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi. Ia sering berinteraksi dengan masyarakat desa di Kabupaten Bengkulu Selatan selama bekerja.

Akan tetapi, pemahaman masyarakat dan tenaga kesehatan itu tidak otomatis membentuk kesadaran bahwa selama enam bulan pertama bayi tidak perlu diberi apa pun selain ASI. Apalagi harus meneruskan pemberian ASI hingga bayi berumur dua tahun disertai pemberian makanan pendamping ASI.

Angger yang sudah berkomitmen memberikan ASI eksklusif kepada bayinya nanti itu menilai, keberadaan kelompok dukungan bagi ibu untuk pro-ASI eksklusif sangat penting. Sebab, lingkungan keluarga, tempat kerja, bahkan tenaga medis sendiri belum sepenuhnya memberikan dukungan yang cukup.

Ibu yang berniat memberikan ASI kepada bayinya sering kali tidak mampu menghadapi hambatan dari lingkungan keluarga atau bahkan tempat kerja, hingga akhirnya mereka menyerah dan memberikan susu formula kepada bayinya. Pada situasi inilah, kelompok dukungan diperlukan untuk memotivasi, mendampingi, dan menyemangati ibu-ibu agar terus menyusui anaknya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Hindarini mengatakan, pemahaman yang benar dan kesadaran pentingnya memberikan ASI eksklusif bagi bayi akan meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif semakin tinggi. Saat ini belum mencapai 50 persen. Untuk itu, upaya sosialisasi dan edukasi terkait hal itu terus dilakukan dinas kesehatan. Sejumlah ruang menyusui juga telah disediakan di beberapa instansi pemerintah. (ADH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com