Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Tak Menentu, Waspadai Penularan Penyakit Kulit

Kompas.com - 13/08/2013, 08:07 WIB

KOMPAS.com — Jumlah kasus penyakit kulit pada anjing, kucing, dan kelinci cenderung meningkat beberapa bulan terakhir karena cuaca tidak menentu. Pemilik hewan di rumah perlu mewaspadai potensi penularan penyakit kulit dari hewan peliharaan.

Penyakit kulit pada hewan bisa menular ke manusia melalui kontak kulit. ”Salah satu penyakit kulit pada hewan yang marak dua bulan terakhir adalah scabies atau kudis,” kata dokter hewan Antonius Perdana, pengelola klinik kesehatan satwa Mon’s Pet, Senin (12/8) di Jakarta.

Kudis merupakan penyakit kulit yang disebabkan tungau (Sarcoptes scabiei), binatang kecil bertungkai delapan yang sangat kecil. Anjing, kucing, dan kelinci dengan kudis ditandai kerak dan kerontokan bulu di sejumlah bagian tubuh, seperti telinga, hidung, ekor, dan perut.

Kudis menimbulkan rasa gatal, yang jika digaruk bisa menimbulkan luka yang berlanjut dengan infeksi bakteri. Selain membuat hewan gelisah, kata Perdana, kudis juga bisa menyebabkan nafsu makan hewan menurun. Pada anjing dan kucing yang berusia kurang dari lima bulan, kudis bisa mengakibatkan infeksi parah mematikan.

Dua bulan terakhir, jumlah hewan peliharaan yang terkena kudis cenderung meningkat. ”Jumlah hewan yang terkena scabies yang diperiksakan di klinik saya mencapai 10-20 ekor tiap hari,” katanya.

Potensi penularan

Selain di Jakarta dan sekitarnya, peningkatan itu juga dilaporkan di Bandung, Makassar, Yogyakarta, dan Pekanbaru. Kasus tersebut disebabkan antara lain oleh anomali cuaca. Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat daya tubuh hewan menurun sehingga penyakit kudis mudah menular.

Menurut Amir Mahmud, dokter hewan di Jakarta Timur, kondisi cuaca yang tak menentu memang mengakibatkan hewan lebih rentan terkena penyakit kulit. ”Hampir setiap hari ada hewan diperiksakan karena penyakit kulit,” kata pengelola klinik Metropet itu.

Penyakit kulit lain yang sering dialami anjing dan kucing adalah ringworm atau sering disebut kurap. Penyakit yang disebabkan jamur tersebut ditandai dengan kerontokan bulu dan terbentuknya lingkaran pada bagian sekitar leher, muka, dan perut bagian bawah.

Sama dengan kudis, kurap juga dapat menimbulkan luka yang berakibat pada infeksi. ”Jika penyakit ini parah, perlu waktu berbulan-bulan agar hewan peliharaan sembuh,” ujar Amir.
Cegah interaksi

Menurut Amir, untuk mencegah penularan penyakit kulit dari hewan ke manusia, interaksi dengan hewan yang terkena penyakit kulit harus dihindari. ”Jika penyakit sudah parah, hewan peliharaan bisa ditempatkan di tempat khusus untuk menghindari interaksi dengan manusia,” ujarnya.

Supaya hewan peliharaan tak terkena penyakit kulit, pemilik perlu menjaga kebersihan hewan kesayangannya. ”Dalam kondisi normal, anjing dan kucing harus dimandikan dua minggu sekali,” kata Amir.

Selain itu, kekebalan tubuh hewan peliharaan juga harus dijaga dengan memberikan makanan bergizi. (K02)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com