Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2013, 08:44 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Dailymail


KOMPAS.com -Tak dapat dipungkiri bila beberapa jenis zat kimia dapat membahayakan tubuh, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Polusi dan gaya hidup serba instan menyebabkan unsur kimia beracun semakin banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini tak pelak menimbulkan kekhawatiran. Pada beberapa orang, kekhawatiran ini berubah menjadi ketakutan yang tak berlebihan, hingga memutuskan hanya mengkonsumsi makanan organik yang dianggap aman. Kondisi ini disebut chemophobia, yaitu ketakutan pada sesuatu yang berbau kimia dan takut kehilangan nutrisi dari konsumsi makanan modern.

Penelitian di Amerika menunjukkan, jutaan orang mengalami ketakutan mengonsumsi sesuatu yang tidak alami. Padahal, rendahnya dosis zat kimia yang digunakan pada makanan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia.  Para ahli mengimbau, daripada mencemaskan risiko zat kimia, masyarakat sebaiknya mewaspadai bakteri, jamur, dan patogen lainnya yang memicu penyakit.

Ilmuwan dari Dartmouth College yang mempublikasikan temuannya dalam jurnal Food Security menyatakan dosis rendah zat kimia yang terkandung dalam makanan di era modern ini secara umum masih dalam batas aman dan bermanfaat. Tetapi kata 'zat kimia' sayangnya memiliki konotasi negatif.

"Kebanyakan orang tidak tahu, mereka terpapar senyawa kimia non-toksik yang terdapat pada makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari," kata peneliti Prof. Gordon Gribble.

Hal ini juga terjadi pada udara yang dihirup, baik di pusat kota maupun daerah pinggiran. Secara alami atau buatan, komponen kimia ditemukan pada udara yang dihirup termasuk aroma anggur, wangi bunga, parfum, aroma roti, dan lainnya.

Menurut Gribble, zat kimia tersebut tidak terpapar dalam jumlah yang cukup besar untuk  menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia. Bahkan beragam zat kimia juga merupakan senyawa alami yang dihasilkan oleh tumbuhan, hewan, dan manusia untuk banyak kebutuhan.

Gribble mencontohkan komponen halogen yang sering dianggap unik dan dalam dioksin, polychlorinated biphenyls (PCBs), dan pestisida DDT. Beberapa spesies menggunakan organohalogen, yang mengandung karbon dan klorin, bromin, iodin atau fluorin sebagai bentuk pertahanan diri.

Gribble menyarankan pentingnya mengonsumsi berbagai jenis makanan untuk meminimalkan paparan konsentrasi kimia yang berbahaya. "Peraturan tentang makanan seharusnya tidak hanya fokus pada pestisida, antibiotik, dan dioksin. Namun juga patogen, bakteri, dan fungi, yang menyebabkan jutaan kasus infeksi akibat makanan tiap tahunnya di Amerika," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com