Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2013, 09:44 WIB

KOMPAS.com — Penyakit Middle East respiratory syndrome coronavirus  atau MERS-CoV perlu diwaspadai, terutama bagi calon jemaah haji. Hidup bersih dan sehat sangat menentukan untuk mencegah penularan.

Hingga kini belum ada vaksin dan obat untuk penyakit mematikan yang merebak di Timur Tengah tahun 2012 tersebut. ”MERS-CoV adalah penyakit baru dengan angka kematian tinggi. Ini harus menjadi perhatian serius supaya jemaah haji tak tertular,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Fidiansjah dalam temu media, Jumat (16/8), di Jakarta.

MERS-CoV merupakan penyakit gangguan pernapasan yang disebabkan virus corona jenis baru. Gejala penyakit yang diduga muncul pertama kali di Arab Saudi itu antara lain demam, flu, dan sesak napas. Hingga kini, penyakit mirip SARS (severe acute respiratory syndrome) itu telah tersebar ke sejumlah negara, misalnya Arab Saudi, Italia, Inggris, Perancis, Jordania, dan Uni Emirat Arab.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejak September 2012 hingga 1 Agustus 2013, MERS-CoV telah menjangkiti 94 orang dan 46 orang di antaranya meninggal. Obat dan vaksin untuk penyakit itu belum ditemukan sehingga pencegahan penularan sangat penting.
Cegah penularan

Fidiansjah memaparkan, pencegahan penularan MERS-CoV bisa dilakukan lewat perilaku hidup bersih dan sehat. Pertama, cukup makan, minum, dan istirahat. Kedua, tidak merokok. Ketiga, selalu mencuci tangan memakai sabun. Keempat, memakai masker di tempat umum.

Kelima, hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut menggunakan tangan yang belum dicuci. Keenam, hindari kontak dengan penderita MERS-CoV, termasuk memakai peralatan makan-minum bersama-sama. ”Intinya, jaga daya tahan tubuh,” kata Fidiansjah.

Langkah pencegahan tambahan bagi calon jemaah haji adalah pemberian vaksin influenza dan vaksin pneumonia (radang paru-paru). ”Memang tak mencegah penularan MERS-CoV, tetapi bisa mengurangi risiko penularan karena MERS-CoV lebih mudah menular jika kita terkena influenza,” tuturnya.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Slamet menyatakan, anjuran pemberian vaksin influenza dan pneumonia bukan anjuran resmi pemerintah.

”Kami meminta tenaga kesehatan di setiap kloter mengawasi jemaah yang terkena gejala influenza. Koordinasi dengan rumah sakit Arab Saudi juga dilakukan,” ujarnya. (K02)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com