Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Pilih Tes Penunjang ketimbang Dituduh Malapraktik

Kompas.com - 21/08/2013, 17:04 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis



KOMPAS.com —
Tidak semua penyakit dapat didiagnosis hanya lewat pemeriksaan fisik pasien. Dokter yang khawatir melakukan kesalahan diagnosis biasanya akan meminta pasiennya melakukan berbagai tes penunjang.

Kesalahan diagnosis juga bisa menyebabkan kesalahan perawatan atau pemberian obat yang ujungnya justru membuat pasien bertambah sakit. Kalau sudah begini, dokter bisa dituduh melakukan malapraktik.

Kecenderungan dokter untuk meminta pasiennya melakukan berbagai tes penunjang, yang sebagian besarnya sebenarnya tidak perlu, disebut juga dengan pengobatan defensif (defensive medicine).

Pengobatan defensif sendiri mendapat kritik dari para ahli karena dianggap dapat membuat biaya pengobatan membengkak. Pada negara yang menanggung pengobatan warganya, tentu hal ini akan memboroskan anggaran kesehatan.

Selain itu, tak semua tes penunjang itu sebenarnya berguna. Misalnya saja CT scan yang justru bisa membuat pasien terpapar radiasi.

Fenomena tersebut disampaikan dalam penelitian yang dilakukan oleh tim dari Harvard School of Public Health. Studi yang dipimpin oleh Michelle Mello itu melihat data survei tahun 2008 yang dilakukan kepada para dokter dan dibandingkan dengan klaim kesehatan tahun 2007 dan 2009.

Dari data tersebut, para peneliti berhasil mengumpulkan informasi dari 29.000 pasien yang datang ke dokter untuk keluhan nyeri dada, nyeri kepala, atau nyeri punggung bawah.

Untuk kasus nyeri kepala, hampir 11,5 persen dokter yang kurang percaya diri dengan diagnosisnya meminta pasien melakukan pemindaian kepala. Sementara itu, pada pasien nyeri dada, sekitar 3,7 persen dokter yang khawatir menyuruh pasiennya datang ke unit gawat darurat.

Adapun untuk kasus nyeri punggung bawah, sekitar 29 persen dokter yang khawatir dengan diagnosisnya meminta pasien melakukan tes pemindaian, sementara pada dokter yang lebih percaya diri hanya 17,6 persen.

"Besar kemungkinan para dokter ini menjadikan pengobatan defensif sebagai bagian dari rutinitas praktiknya," tulis para peneliti dalam laporannya.

Para dokter yang sangat takut akan tuduhan malapraktik tersebut dinilai kehilangan kepekaan pada sesuatu yang berpotensi membebani pasien baik secara finansial maupun psikologis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com