Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2013, 09:12 WIB


KOMPAS.com -
Seng adalah salah satu zat gizi yang berperan penting dalam pertumbuhan sel dan jaringan. Selama kehamilan, kebutuhan ibu akan seng meningkat secara signifikan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta. Kekurangan seng selama kehamilan berakibat buruk bagi perkembangan janin.

Peran seng dalam pertumbuhan jaringan dikaitkan dengan fungsinya dalam replikasi DNA. Seng, dalam bahan makanan, biasanya membentuk ikatan dengan protein. Kadar yang tinggi didapat dalam daging merah, daging unggas, produk susu, dan makanan laut, terutama kerang-kerangan dan moluska. Adapun kadar seng dalam bahan makanan nabati cenderung lebih rendah.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2004 merekomendasikan penambahan asupan seng selama masa kehamilan dari kebutuhan harian. Tambahan diperlukan sebanyak 1.7 mg pada trimester pertama, 4.2 mg pada trimester kedua, dan 9.8 mg pada trimester ketiga. Adapun kebutuhan harian seng untuk orang dewasa sekitar 10 mg.

Pada ibu hamil, ketidakseimbangan antara asupan dan peningkatan kebutuhan seng berkontribusi terhadap kekurangan seng. Caulfield (1998), memperkirakan 82 persen wanita hamil di seluruh dunia mengalami kekurangan seng.

Di Indonesia, belum ada data nasional mengenai kekurangan seng pada ibu hamil. Walau demikian, data dari survei terserak memberikan indikasi adanya masalah kekurangan seng.

Sebuah studi di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1996 menemukan, rata-rata 71 persen ibu hamil mengalami kekurangan seng. Sebagian besar kasus kekurangan seng termasuk ke dalam kekurangan ringan-sedang dan tidak terbatas pada kalangan sosial ekonomi rendah saja.

Kekurangan seng memiliki efek berbeda pada tiap tahap kehamilan. Penelitian pada tikus menunjukkan, tikus yang mengalami kekurangan seng sejak sebelum kehamilan hingga beberapa minggu pertama kehamilan akan mengalami keguguran.
Menimbulkan cacat

Kekurangan pada tahap pembentukan dan pematangan organ tubuh janin dapat mengakibatkan kelainan fungsi organ atau kecacatan, baik ringan maupun berat. Anak dari ibu yang kekurangan seng biasanya memiliki kesulitan dalam mengingat dan memahami karena terdapatnya hambatan pada perkembangan sel saraf dan otak janin.

Kelainan sistem imun, seperti sel imun yang fungsi dan ukurannya lebih rendah dari normal juga sering ditemukan. Kelainan sistem imun tidak hanya dapat diamati pada kekurangan seng yang berat, namun juga dapat diamati pada kekurangan sedang maupun ringan.

Secara mengejutkan, Beach (1982), menemukan bahwa kelainan sistem imun pada janin akibat kekurangan seng saat dalam kandungan ternyata dapat menetap dan bersifat permanen, bahkan dengan pemberian seng setelah janin lahir. Di samping itu, beberapa literatur mencatat ada peningkatan risiko penyakit kronik (penyakit jantung dan hipertensi) di masa dewasa pada janin dengan ibu yang kekurangan seng.

Beberapa penelitian mengenai efek suplementasi seng selama kehamilan pada berat lahir janin dan insiden kelahiran prematur di berbagai negara (Amerika, Inggris, Afrika Selatan, India, Peru, Banglades, dan Indonesia) menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Waktu suplementasi

Hasil penelitian di negara maju, yang status gizi ibu hamilnya lebih baik, menunjukkan adanya peningkatan berat badan saat lahir dan penurunan insiden kelahiran prematur pada ibu yang diberi suplementasi seng.

Di negara berkembang, di mana ibu hamil sering kali mengalami kekurangan lebih dari satu zat gizi, efek suplementasi seng sering tidak teramati. Waktu mulai suplementasi ternyata memengaruhi. Ibu hamil yang mendapat suplementasi pada trimester pertama menunjukkan hasil yang lebih signifikan dibandingkan dengan yang baru mulai suplementasi setelah trimester kedua. Walau demikian, sebagian besar penelitian tersebut mencatat ada penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit infeksi pada bayi yang ibunya mengonsumsi suplementasi seng.

Mengingat kekurangan seng pada ibu hamil akan berdampak pada janin yang dilahirkan, bahkan hingga masa dewasa, pemenuhan kebutuhan seng selama kehamilan amat penting untuk dilakukan. Bila ibu hamil tidak mampu memenuhi kebutuhan seng melalui asupan makanan seperti daging merah, daging unggas, produk susu, dan makanan laut, maka suplementasi seng dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

(Anova Fatimah, dokter umum, Magister Ilmu Gizi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com