Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2013, 13:27 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Banyak hal yang mempengaruhi gangguan sulit tidur atau insomnia. Beberapa hal yang paling populer mempengaruhinya antara lain makanan, stres, hingga hormonal. Namun ternyata ada satu hal yang sebelumnya jarang diduga sebagai penyebab insomnia yaitu kebiasaan melamun.

Menurut sebuah studi baru, pelamun lebih mungkin mengembangkan insomnia. Studi menemukan, area pada otak seseorang yang gemar melamun tidak dapat istirahat setelah diberi tugas rumit sehingga membuat mereka sulit tidur. Ini juga berarti otak mereka perlu berusaha lebih keras untuk berpikir daripada mereka yang tidak mengalaminya.

Tim peneliti yang diketuai oleh dr Sean Drummond, profesor psikiatri di University of California mengungkap aktivitas otak antara penderita insomnia dan orang tanpa insomnia. Menurut mereka, orang tanpa insomnia menggunakan kapasitas orang untuk berpikir dengan selektif. Sedangkan kemampuan ini terganggu pada mereka yang menderita insomnia.

Drummond mengatakan, penderita insomnia tidak hanya mengalami gangguan tidur di malam hari, tetapi juga mengalami penurunan efektivitas fungsi otak di siang hari. Ini karena berkurangnya selektivitas dalam berpikir.

"Sehingga bukan rahasia lagi kalau penderita insomnia merasa berpikir lebih keras dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya saat harus melakukan sebuah tugas yang sama," ujarnya.

Dalam studi ini, para peneliti membandingkan hasil pemindaian otak dari 50 orang. Setengah di antaranya mengalami insomnia, dan setengah lagi tidak.

Kemudian, peserta diminta mengerjakan tugas yang sama. Ternyata tidak seperti peserta lainnya, peserta dengan insomnia tidak dapat mengubah kemampuan otaknya untuk kembali normal setelah berpikir keras.

Para peneliti mengatakan, aktivitas otak yang berbeda antara penderita insomnia dan orang tanpa insomnia bisa menjadi target untuk menciptakan pengobatan yang efektif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com