Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pangan Naik, Siasati Kebutuhan Protein Si Kecil

Kompas.com - 05/09/2013, 15:34 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -Melambungnya harga bahan-bahan pangan seperti daging atau kedelai belakangan ini membuat kebutuhan gizi keluarga terutama protein menjadi sulit tercukupi. Meski begitu, kenaikan harga bahan pangan bukan alasan untuk lantas menjadi kurang gizi.

Menurut Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Hardinsyah, pemenuhan kebutuhan protein dapat diperoleh dari banyak jenis makanan, tidak hanya daging atau kedelai. Misalnya, jika terbiasa makan daging, tempe, atau tahu, bisa diganti dengan jenis kacang-kacang lain produksi lokal dengan harga yang relatif lebih murah.

"Bahkan kacang-kacang lain itu juga bisa dibuat tempe atau tahu. Meski rasanya juga pasti akan berbeda," ujarnya saat ditemui di sela-sela acara Nutritalk oleh Sarihusada, Kamis (5/9/2013) di Jakarta.

Sayangnya, imbuh Hardinsyah, rasa yang sudah terbiasa membuat orang enggan untuk mengganti sumber-sumber protein tersebut. Sementara jika asupannya dikurangi, kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi.

"Kalau biasa makan tempe kedelai, diganti dengan tempe kacang merah ya tentu berbeda. Butuh pembiasaan dalam mengganti sumber gizi," tuturnya.

Menurut Hardinsyah, agar tidak sulit membiasakan diri dengan sumber pangan baru, maka perlu adanya pengenalan sumber-sumber pangan yang beranekaragam sejak usia muda. Justru dengan mengkonsumsi bahan pangan yang beragam, asupan gizi bisa menjadi semakin lengkap.

Dalam kesempatan yang sama, psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani mengatakan, pergantian sumber gizi memang awalnya tidak mudah, terutama bagi anak. Namun orangtua harus jujur mengatakan pada anak keadaan kenapa sumber zat gizi perlu diganti.

"Katakan saja karena harga bahan-bahan pangan mahal, jadi Adik enggak bisa makan ayam dulu ya," jelas Nina, sapaannya.

Menurutnya, mengatakan keadaan dengan jujur pada anak justru melatihnya untuk lebih peduli dan mengerti keadaan yang terjadi sekarang. Harapannya, kelak mereka lebih peka terhadap keadaan-keadaan sulit di sekitar mereka.

Selain itu, Nina juga menekankan agar orangtua mengatakan penjelasan tersebut dengan ceria. Ini supaya anak merasa tetap bersyukur dengan keadaan tersebut dan mau memakan sumber pengganti yang disediakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com