Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2013, 17:28 WIB
dr. Frans Liwang

Penulis

Sumber Kompasiana


“Dok, kok saya dibilang sakit padahal tidak ada keluhan apapun?”
“Dok, kok hasil laboratoriumnya tidak normal padahal saya merasa sehat saja?”

Mungkin sebagian besar dari kita pernah bertanya begitu ketika divonis mengalami suatu penyakit, padahal jasmani kita merasa sehat. Memang betul, beberapa penyakit memang tidak memberikan keluhan pada stadium awalnya.

Bahkan, ketika gejala muncul, bisa jadi kondisi telah memburuk atau sudah stadium lanjut. Berikut adalah penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai karena sering tidak menimbulkan gejala dan tidak disadari.

1. Hipertensi dan Kolesterol Tinggi

Dua masalah ini sangat populer di tengah masyarakat. Hipertensi dan kolesterol yang tinggi pada dasarnya tidak memberikan keluhan apapun bagi penderitanya. Idealnya tekanan darah normal untuk dewasa ialah ≤120/80 mmHg, dan disebut hipertensi grade I apabila tensi ≥140/90 serta hipertensi grade II bila tensi ≥160/100. Tekanan darah yang melebihi 180/120 disebut juga hipertensi krisis (berbahaya).


Namun ironisnya, hipertensi hingga ≥ 200/120 pun kadang tidak memberikan gejala apapun! Atau pada kebanyakan kasus, orang tersebut hanya mengeluh pusing-pusing ringan dan pegal-pegal ringan. Tak heran, banyak orang yang menyepelakan dan tidak mau berobat karena tidak ada keluhan. Itu adalah persepsi yang keliru. Disadari atau tidak, dampak hipertensi sebenarnya telah terjadi apabila tekanan ≥ 120/80; efek kerusakan akan terakumulasi hingga bertahun-tahun kemudian baru menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Khusus untuk hipertensi krisis, bahaya stroke, penyakit jantung, serta pecah pembuluh darah dapat mengancam setiap saat.

Serupa halnya dengan kolesterol tinggi. Kadar kolesterol yang tinggi ibarat bom waktu yang akan terakumulasi di pembuluh darah atau jaringan hati (fatty liver) dan berakibat fatal. Padahal, obatnya sangat sederhana dan relatif murah.

2. Penyakit Ginjal Kronis

Fungsi utama ginjal ialah menyaring darah dan membuang sisa-sisa metabolisme melalui urin. Namun, penyakit ginjal tidak selalu ditandai dengan masalah pada urin atau berkemih. Dalam pengalaman penulis, gejala baru disadari saat penyakit sudah memasuki stadium III atau IV, bahkan ada yang harus langsung menjalani cuci darah (hemodialisis). Sedih rasanya melihat kondisi tersebut.

Disebut penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD) apabila fungsi ginjal telah menurun secara progresif. Hal yang dikhawatirkan pasien dari CKD ini ialah tindakan pengganti ginjal (cuci darah rutin atau transplantasi ginjal), apabila sudah stadium terminal (stage V). CKD stage IV tidak akan kembali menjadi stage III atau II lagi, demikian seterusnya, sehingga fokus terapi ialah mencegah penurunan fungsi ginjal lebih lanjut.

Apa penyebab penyakit ginjal kronis ini? Nomor satu ialah diabetes melitus yang tidak terkontrol (gula darah terus tinggi), dan berikutnya ialah hipertensi yang tidak terkontrol.

3. Diabetes Melitus (DM)

Terutama di Indonesia, penyakit kencing manis atau diabetes melitus masih banyak yang tak terdeteksi. Pasien kadang baru datang berobat setelah ada penyakit jantung, ginjal, luka yang tak kunjung sembuh, hingga luka yang telah membusuk sekalipun. Padahal penyebabnya sederhana: kadar gula darah yang tinggi.

Patut diakui, para dokter sulit menentukan dengan tepat kapan sebenarnya penyakit ini dimulai. Ada literatur yang mengatakan, apabila kadar HbA1C ≥ 6,5 (ini adalah patokan angka diagnosis DM) sesungguhnya sudah terjadi kerusakan pembuluh darah mikro di retina mata akibat kadar gula yang tinggi (retinopati).

Beberapa pasien pada awalnya mengeluhkan gejala 3P: poliuria (sering berkemih), polidipsi (sering haus), dan polifagia (sering lapar), serta penurunan berat badan tanpa sebab. Itu adalah gejala klasik DM. Walaupun telah muncul, gejala tersebut kadang terabaikan atau dianggap bukan yang penting. Padahal, keluhan tersebut dapat membuka pintu untuk deteksi DM secara dini dan tepat.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com