Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2013, 11:42 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com- Alergi merupakan bentuk kepekaan berlebih yang dimiliki tubuh. Reaksi seketika (anafilatik) yang ditimbulkan alergi, berbeda sesuai levelnya dan tidak selalu sama pada setiap penderitanya. Karenanya, penting untuk mewaspadai kondisi ini. Terutama bagi para orangtua yang memiliki anak dengan tanda-tanda alergi.

"Ada anafilatik ringan sampai berat dengan tingkat satu sampai empat. Makin naik tingkatan maka reaksi semakin berat," kata dokter spesialis anak, Widodo Judarwanto, di Jakarta, Senin (14/10/2013).

Reaksi tingkat satu adalah anafilatik ringan berupa rasa gatal. Pada level dua reaksi alergi yang muncul disertai rasa mual. Di level yang lebih tinggi yaitu tingkat tiga, penderita alergi sudah mulai muntah. Reaksi pada tingkat dua dan tiga biasanya disertai bengkak, kemerahan, atau batuk.

Tingkat yang paling tinggi adalah level empat dengan reaksi berupa anafilatik berat. Pada tingkat ini penderita mengalami gagal jantung, tensi tak terukur, hingga tak bisa bernafas. Pada level ini penderita biasanya sulit tertolong.

Beragam reaksi ini, kata Widodo, kerap kali tidak diketahui sampai akhirnya terjadi alergi. Selain reaksi, alergi juga memiliki beragam pemicu yang tidak mudah diketahui.

"Waspadalah jika anak kerap sakit batuk dan pilek berulang, bengkak, kulit kemerahan dan gatal. Apalagi jika anak ternyata mengalami pembengkakan amandel, yang rentan dialami penderita alergi," kata Widodo.

Saat anak menjalani proses pengobatan, sampaikan reaksi alergi yang dialami kepada dokter. Hal ini bisa menjadi panduan bagi dokter saat mengambil tindakan tepat, sehingga bisa menghindari reaksi alergi berat.

"Reaksi alergi seringan apa pun sebaiknya disampaikan ke dokter, sehingga bisa diambil langkah pencegahannya. Tindakan pencegahan menyelamatkan penderita alergi berat hingga 95 persen," kata Widodo.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com