Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2013, 15:22 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber AP

KOMPAS.com - Calon ibu yang tengah hamil tua tentu sedang harap-harap cemas  menunggu kapan si kecil benar-benar terlahir di dunia. Hal ini lumrah saja terjadi mengingat periode kehamilan tidak selalu pasti sama bagi setiap orang.

Kendati demikian, dokter-dokter ahli kebidanan kini kian pasti dalam menentukan suatu periode kehamilan yang penuh. Sebelumnya diketahui, rata-rata kehamilan berlangsung selama 40 minggu, dihitung dari hari pertama menstruasi yang terakhir. Itulah bagaimana tanggal kelahiran dapat diperkirakan.

Seorang bayi dikatakan prematur ketika dilahirkan sebelum minggu ke-37 kehamilan. Hingga sekarang, bayi dikatakan lahir tepat waktu jika dilahirkan antara minggu ke-37 hingga ke-42.

Saat ini, American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) menentukan kembali definisi periode kehamilan untuk memastikan kapan trimester ketiga seharusnya berakhir. Ini karena perbedaan seminggu saja dalam kandungan sudah dapat menciptakan perbedaan besar bagi kesehatan dan perkembangan bayi.

Dr Jeffrey Ecker dari Massachusetts General Hospital berujar, minggu-minggu dalam kandungan sangat berpengaruh bagi bayi. "Kita tidak bisa menganggapnya sama," kata ketua ACOG ini.

Inilah definisi baru yang dipublikasi dalam jurnal Obstretics & Gynecology:

- Persalinan dini, terjadi di minggu ke-37 hingga minggu ke-38 enam hari.
- Persalinan tepat waktu, terjadi di minggu ke-39 hingga minggu ke-40 enam hari.
- Persalinan terlambat, terjadi di minggu ke-41.
- Persalinan sangat terlambat, terjadi setelah minggu ke-42.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah dokter melakukan induksi dan prosedur Caesar tanpa alasan medis. Padahal itu tidak harus terjadi sebelum minggu ke-39 kehamilan.

Penelitian menunjukkan, bayi yang lahir prematur memiliki risiko yang lebih besar mengalami komplikasi, seperti kesulitan bernapas, daripada bayi-bayi yang lahir dua minggu kemudian. Ecker mengatakan, definisi baru ini akan membantu dokter mengomunikasikan pesan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com