Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2013, 09:48 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Dalam rangka dies natalies ke-65 Universitas Padjadjaran, Fakultas Farmasi universitas ini akan menggelar konferensi farmasi klinis. Dunia farmasi di Indonesia dinilai masih menggunakan basis produksi saja.

"Farmasi di Indonesia belum berbasis pelayanan pasien ataupun farmasi klinis," kata Dekan Fakultas Farmasi Unpad, Ahmad Muhtadi, dalam konferensi pers, Senin (4/11/2013). Padahal, ujar dia, negara jiran seperti Malaysia sudah lama menerapkan basis farmasi klinis itu.

Konferensi yang disebut sebagai yang pertama di Indonesia ini dijadwalkan berlangsung pada 6 hingga 8 November 2013. Kegiatan tersebut akan berlangung di ballroom Hotel Hilton di Jalan HOS Tjokroaminoto, Kota Bandung, Jawa Barat.

Tajuk resmi kegiatan adalah "1st Indonesia Conference on Clinical Pharmacy". Muhtadi menegaskan farmasi juga harus melayani pasien untuk memberikan efek yang optimal. Saat ini dia menyoroti sudah mulai berkembang mengikuti kebutuhan masyarakat atas asuha kefarmasian untuk layanan kesehatan paripurna.

Harapannya kelak, kata Muhtadi, para praktisi di bidang farmasi bukan hanya memproduksi obat-obatan. "Tapi juga ahli menentukan obat dan tata cara penggunaan obat yang akan diberikan pada pasien agar efeknya lebih maksimal," ujar dia.

Intinya, tegas Muhtadi, farmasi klinis akan meningkatkan pelayanan berbais pasien. "Dosis dan (cara) pemberian obat sangat penting," kata dia.

Ketua Panitia Keri Lestari Dandan menambahkan, seminar akan menghadirkan pula pakar farmasi klinis dari luar negeri. Di antara narasumber itu adalah Prof Dr Joseph T Dipiro dari Unversitas South Carolina Amerika Serikat, Prof Syed Azhar Syed Sulaiman dari Unversitas Sains Malaysia, dan Prof Tomonori Nakamura dari Keio Jepang University.

"(Ada) 120 pembicara presentasi oral dan poster. Walaupun seminar ini seminar nasional, namun rupanya menarik minat beberapa peserta dari luar negeri, di antaranya ada beberapa peserta dari Malaysia," beber Keri.

Menurut Keri, pada tataran praktik di masa mendatang, farmasi klinis akan berkesinambungan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). "Di era BPJS nanti, farmasi klinis akan sangat berperan (karena) mengefisienkan penggunaan obat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com