Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2013, 09:14 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - HIV merupakan virus yang dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh seperti sperma, atau air susu. Karena itu, pengidap HIV diimbau untuk tidak melakukan hubungan seks tanpa pengaman.

Hanya saja, memiliki keturunan hak setiap orang, termasuk pengidap HIV. Namun dengan risiko penurunan virus dari orangtua ke anak yang tinggi, lantas, bagaimana mereka mampu memiliki tanpa menularkan virusnya?

Menurut pakar ilmu penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) Samsuridjal Djauzi, cara paling efektif untuk mencegah penularan dari orangtua ke keturunannya adalah memastikan orangtuanya memiliki kadar virus yang sangat rendah di tubuhnya sebelum mejalani program kehamilan.

"Pengobatan dengan obat-obatan antiretroviral (ARV) memungkinkan untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh hingga jumlahnya sangat sedikit," jelasnya dalam peluncuran situs pusat informasi HIV dan AIDS Temanteman.org, Kamis (7/11/2013) di Jakarta.

Setelah kadar virus di dalam tubuh sudah sedikit, lanjut dia, cairan tubuh khususnya sperma pada laki-laki tidak lagi mengandung virus. Karena itu, laki-laki sudah dapat berhubungan seks tanpa pengaman dengan pasangannya selama masa suburnya.

"Dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan sperma bebas virus," tegas Samsuridjal.

Sementara itu, kata dia, jika si calon ibu sudah terinfeksi virus, maka pemberian ARV tetap wajib dilakukan untuk mencegah transmisi virus selama kehamilan. Dalam kandungan, bayi menerima cairan yang berisi nutrisi dari ibu, namun jika jumlah virus di tubuh ibu sangat sedikit, maka penularan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Samsuridjal menjelaskan, proses persalinan juga dapat menularkan virus. Maka, para dokter sepakat untuk melakukan teknik persalinan Caesar untuk meminimalisasi kontak cairan antara bayi dengan ibu.
Setelah itu pun, lanjutnya, ibu tidak menyusui anaknya, karena air susu mungkin juga mengandung virus HIV. Meskipun ada pula yang mengatakan, selama ASI yang diberikan adalah ASI eksklusif, ibu dengan HIV masih bisa menyusui.

"Dengan melakukan cara-cara tersebut, risiko penularan dari orangtua ke anak dari 37 persen bisa ditekan menjadi 2 persen," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com