Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2013, 09:42 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Dailymail
KOMPAS.com — Waspadalah, anak-anak menghadapi "bom waktu" kesehatan yang bisa meledak kapan saja. Peringatan ini dikeluarkan peneliti terkait masifnya penggunaan gadget di kalangan anak akhir-akhir ini. Penggunaan gadget dilaporkan menimbulkan sakit leher dan punggung anak.

Di Inggris, sedikitnya tiga dari empat anak usia sekolah dasar dan dua dari tiga anak usia sekolah menengah dilaporkan menderita sakit di leher dan punggung setiap tahunnya. Hasil ini tentu mengundang tanya, apakah penggunaan smartphone, tablet, dan game console mengganggu kesehatan anak?

Riset ini diprakarsai Abertawe Bro Morgannwg University (ABMU) Health Board, setelah jumlah anak yang dirawat akibat sakit leher dan tulang punggung meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu enam bulan.

Dalam risetnya, peneliti menemukan, 64 persen dari 204 responden anak berusia 7-18 tahun, menderita sakit punggung. Namun, hampir 90 persen tidak mengatakan kepada siapa pun terkait sakit yang diderita. Sementara itu, 72 persen anak usia sekolah dasar mengakui mengalami sakit punggung.

Menurut fisioterapis, Lorna Taylor, keadaan ini merupakan dampak negatif peningkatan penggunaan teknologi dan perubahan gaya hidup.

“Gadget, bagaimanapun telah merugikan perkembangan kesehatan otot dan tulang anak. Bila tidak diubah sedini mungkin, baik di rumah atau sekolah, akan sangat sulit mengatasi dampak ini bagi anak yang masih memiliki masa depan yang panjang,” ujarnya.

Menurut Taylor, tidak baik bila anak terus menderita sakit dan perkembangannya terbatas akibat gangguan yang sebetulnya bisa dicegah. Akan lebih baik bila anak bisa hidup nyaman, memiliki kebiasaan baik, mampu berkonsentrasi, mengembangkan potensi, serta bebas belajar dan bermain tanpa batasan sakit.

Riset yang dilakukan ABMU, bukan satu-satunya yang membuktikan buruknya gaya hidup tidak aktif atau sedentary bagi anak. Riset yang dilakukan British Chiropractic Association membuktikan, 45 persen anak menderita sakit tulang punggung saat berusia 11 tahun.

“Memang ada banyak kelebihan dari perkembangan dunia dan teknologi. Namun dampak buruknya, kita jadi terpisah dengan keperluan menggunakan dan melatih tubuh setiap hari. Kita bahkan tidak perlu bergerak untuk membuktikan keberadaan,” kata kepala riset lembaga nirlaba BackCare, Adam al-Kash, pada Daily Telegraph.

Publikasi hasil riset ABMU bersamaan dengan peluncuran e-learning yang disebut Healthy Working MOVE. Sistem ini mengajari anak memperbaiki postur tubuh, dan menggunakan teknologi dengan benar dan aman.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com