Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2013, 08:18 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com - Hilangnya rasa percaya diri dan kepuasaan saat berhubungan seksual, menyebabkan wanita melakukan operasi pengencangan vagina atau yang dikenal dengan vaginoplasty.

Kendati begitu, kekhawatiran tetap ada terutama terkait pemulihan saraf pada organ intim tersebut. Bila saraf tak juga pulih, maka operasi tersebut tidak bisa mengembalikan kepuasan yang diperlukan wanita.

Menanggapi kekhawatiran ini, ahli bedah plastik Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Lisa Hasibuan mengatakan, operasi vaginoplasty sepenuhnya aman. "Namun sebelumnya pasien harus berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli kandungan dan kebidanan serta bedah plastik. Rekomendasi keduanya menentukan bagaimana tindak operasi dilakukan," ujarnya kepada KOMPAS Health, Senin (9/12/2013).

Tindakan operasi yang dipertimbangkan dengan baik, kata Lisa, akan mencegah terganggunya pemulihan saraf usai operasi. Selanjutnya bisa dilakukan screening untuk memastikan kondisi vagina, tindakan yang diambil, serta perawatan usai operasi.

Tindakan vaginoplasty dilakukan dengan membuang jaringan yang berlebih dan merapatkan jaringan penyokong dan otot dinding vagina, perineum, serta dasar panggul. Perineum adalah daerah antara area genital eksternal wanita (vulva) dan anus. 

Menurut Lisa, teknik perapatan yang dilakukan dengan menjahit kembali organ intim wanita tersebut, bisa dilakukan di area depan atau belakang vagina bergantung hasil screening awal dan rekomendasi dokter.

“Bila penjahitan dilakukan di area belakang vagina, maka risiko dihadapi saraf yang bertugas merasakan keinginan buang air. Namun dengan screening dan konsultasi, risiko tersebut bisa diminimalisir. Sehingga pasien tidak perlu melalui pemulihan saraf yang memerlukan waktu hingga satu tahun,” ujarnya.

Tingkat keberhasilan operasi juga ditentukan oleh tindak perawatan yang dilakukan pasien. Selain rutin membersihkan bekas luka usai operasi, vagina juga sebaiknya 'diistirahatkan' selama 3-6 minggu. Hal ini untuk mencegah infeksi atau benang jahitan yang jebol, sebelum menyatu dengan jaringan lainnya.

Dalam kurun waktu tersebut, lapisan mukosa akan pulih lebih dulu, dengan waktu kurang dari 1 minggu. Selanjutnya, disusul pemulihan jaringan otot dalam waktu kurang dari 3 minggu. Pemulihan terakhir adalah pada jaringan saraf, yang membutuhkan waktu hingga 6 minggu.

Selama kurun waktu tersebut, pasien juga sebaiknya rajin berkonsultasi, untuk mencegah lebih dini jika ada keluhan tertentu seperti pendarahan, bengkak, atau sekedar gatal.

Lisa menyarankan, operasi ini sebaiknya dilakukan pada wanita yang tidak ingin lagi memiliki anak. “Kalau masih ingin memiliki anak maka hasil operasi akan kembali dibuka saat ibu akan melahirkan. Kalau begini hasil operasi ini jadi sia-sia. Terlepas dari hal tersebut, jangan lupa untuk konsultasi terlebih dulu sebelum operasi dan lakukan tindak perawatan sesuai peunjuk dokter,” tutur Lisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com