Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Keberhasilan Terapi Sel Punca Tinggi, tapi...

Kompas.com - 12/12/2013, 11:48 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Terapi sel punca merupakan salah satu jenis metode penyembuhan penyakit degeneratif yang saat ini paling menjanjikan. Ini karena sel punca yang masih belum terdeferensiasi dapat "menjelma" menjadi sel apapun yang mengalami kerusakan akibat penyakit.

Direktur ProSTEM Cynthia Retna Sartika mengamini hal tersebut. Menurutnya, tingkat keberhasilan terapi sel punca pun sangat tinggi, khususnya untuk penyakit-penyakit darah, seperti leukemia (kanker darah) dan kelainan darah.

"Untuk penyakit-penyakit darah, terapi sel punca sudah terbukti memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi untuk penyakit lainnya seperti penyakit jantung masih membutuhkan uji lebih lanjut," ujarnya saat di sela-sela acara peresmian PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM), Rabu (11/12/2013) di Jakarta.

Lebih lanjut Cynthia menuturkan, terapi sel punca untuk penyakit jantung sebenarnya sudah banyak diteliti, namun kebanyakan masih dalam tahap uji laboratium dan uji pada hewan. Sementara itu, uji klinis pada manusia masih belum banyak dilakukan. Begitu pula untuk penyakit degeneratif lainnya, misalnya diabetes.

Komisaris Utama Prodia Group Andi Wijaya mengatakan, pemanfaatan sel punca sebagai pengobatan merupakan teknologi yang sedang sangat berkembang di dunia. Di masa depan, bahkan terapi ini menjadi pilihan pengobatan yang utama.

"Akan sangat disayangkan jika Indonesia tidak terlibat dalam panggung ini. Kita harusnya bisa mencegah orang-orang yang ingin memanfaatkan sel punca hingga harus pergi ke China atau Korea. Itulah kenapa teknologi ini juga harus dihadirkan dan dikembangkan di Indonesia," paparnya.

Menurut Andi, Indonesia memiliki banyak ilmuwan yang hebat di bidang sel punca. Hanya saja, lemahnya pendanaan dan izin menyebabkan sulitnya melanjutkan penelitian tersebut ke babak uji klinis.

"Banyak penelitian sel punca dari Indonesia yang berakhir pada bentuk jurnal, namun buat apa kalau akhirnya tidak dimanfaatkan sebagai pengobatan?" ujarnya.

Andi pun berharap, adanya ProSTEM dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sel punca yang juga ikut memupuk perkembangan penelitian sel punca di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com