Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2013, 13:43 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com
-Pola hidup yang lebih baik memberi dampak positif bagi kesehatan tubuh. Fakta ini sudah diketahui sebagian besar warga perkotaan, yang umumnya pekerja kantoran.

Dengan kesadaran tersebut, setiap orang ingin menjaga kesehatan tubuh, salah satunya dengan mengatur asupan yang makanan. Tidak heran pada 2013 banyak info terkait diet dan penerapan pola makan yang bisa diterapkan setiap hari.

Jenis diet tersebut tampaknya akan semakin banyak pada 2014, seiring tingginya kesadaran untuk hidup lebih sehat. Terkait hal ini, ahli gizi Atik Nirwanawati mengatakan, apapun jenis dietnya sebaiknya diterapkan dalam porsi seimbang.

"Pastikan asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral selalu seimbang. Jangan lupa disertai olahraga 30-45 menit sehari," ujarnya saat dihubungi KOMPAS Health pada Jumat (237/12/2013).

Untuk karbohidrat Atik menyarankan konsumsi 75-100 gram setiap harinya. Atik juga menyarankan untuk menekan konsumsi karbohidrat sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat komplek, misalnya nasi putih menjadi nasi merah. Selain itu disarankan menurunkan konsumsi minuman dengan pemanis berkabohidrat sederhana, misal glukosa.
 
Penggantian dikarenakan indeks glikemik karbohidrat sederhana yang lebih tinggi dibanding karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana mengakibatkan kadar gula dalam tubuh lekas berfluktuasi. Akibatnya insulin lebih mudah kehilangan sensitifitasnya dan berujung pada penyakit diabetes melitus.

Untuk protein Atik menyarankan konsumsi 75-100 gram, yang dibagi rata di tiap waktu makan dan selingan. Protein nabati sebaiknya dikonsumsi dalam porsi lebih banyak dibanding hewani, misalnya 75 gram dan 25 gram.
 
Protein nabati bisa diperoleh dari buah, sayur, dan kacang-kacangan. Bila tak memperoleh cukup asupan protein nabati pada tiga kali kesempatan makan, Atik menyarakan untuk menambahkannya saat ngemil tiap pukul 10 pagi dan 4 sore. Bisa juga saat perut terasa lapar namun waktu menunjukkan sudah lebih dari pukul 7 malam.  

Sedangkan untuk protein hewani, Atik menyarankan konsumsi yang tanpa lemak dan menghindari daging merah. Sumbernya ada pada dada ayam, ikan, atau sea food. Tentunya bahan tidak dimasak dengan cara digoreng.

Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi, Atik menyarankan rutin konsumsi susu non full cream satu kali sehari.  selain itu diharuskan juga konsumsi air minimal 8 gelas sehari, untuk mencukupi cairan dalam tubuh.

Bila tubuh mulai terasa berat dengan lingkar perut yang membesar, Atik menyarankan tidak ragu berpuasa. "Puasa adalah proses detoksifikasi saat tubuh tidak disesaki berbagai asupan yang meracuni dirinya sendiri. saat detoksifikasi, racun akan keluar dan menyebabkan tubuh lebih sehat," ujarnya.

Awasi konsumsi minyak, santan, kuning telur, dan fast food

Minyak, kata Atik, merupakan sumber kolesterol yang bila terlalu banyak berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. "Sebetulnya tidak apa-apa mengkonsumsi minyak namun jangan terlalu sering. Kalau lauknya sudah digoreng maka camilannya pilih yang direbus, atau bisa juga sebaliknya. Sebaiknya tiap makan tidak perlu ada gorengannya, apalagi yang diolah dengan banyak minyak," katanya.

Sumber kolesterol juga terdapat pada santan kental dan kuning telur. Karena itu, kuning telur sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari 4 kali seminggu dan sebisa mungkin hindari telur puyuh. Sedangkan santan kental cukup dikonsumsi satu kali sehari. Hal yang sama juga diterapkan pada seafood.

Asupan lain yang konsumsinya harus diwaspadai adalah fast food. Dalam seminggu Atik menyarankan paling banyak dua kali konsumsi fast food, dengan takaran 50 gram. Pembatasan konsumsi fast food dikarenakan penggunaan minyak yang cukup banyak dalam pengolahannya. Hasil olahan masih ditambahkan gula dan garam cukup banyak, yang akhirnya mempengaruhi kadar kadar gula dan tekanan darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com