Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/01/2014, 08:40 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber HEALTHDAY

KOMPAS.com - Pembuluh darah arteri mungkin dapat tersumbat karena bermacam faktor. Umumnya penyumbatan pada arteri berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung. Namun sebuah studi baru yang dipublikasi dalam jurnal Immunity mengungkap adanya hubungan antara kondisi tersebut dengan aktivasi sistem imun hingga ke titik yang membahayakan tubuh.

Temuan tersebut mungkin dapat menjelaskan kondisi penyumbatan arteri atau yang dikenal dengan istilah aterosklerosis berhubungan dengan penyakit autoimun. Keadaan tersebut adalah hasil pengembangan dari sistem imun yang bereaksi terlalu aktif.

Penulis studi Yeonsoek Chung dari University of Texas Health Science Center di Houston mengatakan, pelajaran yang dapat diambil dari studi ini adalah gangguan imun tidak selalu berasal dari sistem imun itu sendiri. "Dari studi yang dilakukan pada tikus ini, dapat dimengerti faktor-faktor dalam sistem sirkulasi juga berdampak pada sistem imun," terangnya.

Para paneliti menjelaskan, ketika sistem imun diaktifkan, kadar dari kolesterol "jahat" low density lipoprotein teroksidasi (oxLDL) meningkat. Karena itu, para peneliti menganalisa, orang dengan kondisi autoimun seperti psoriasis (kulit bersisik) dan artritis reumatoid (radang sendi) cenderung lebih mudah untuk mengembangkan penyumbatan arteri.

Dalam studi baru tersebut, para peneliti menemukan peningkatan sel imun tertentu pada tikus ekuivalen dengan aterosklerosis pada manusia. Ketika sel imun diobati dengan agen yang menghambat aktivitasnya, gejala penyakit autoimun pun reda.

"Studi yang kami lakukan menekankan pada pentingnya perhatian pada faktor sirkulasi sebagai pendekatan terapeutik untuk pengobatan penyakit autoimun," ujar Chung.

Selanjutnya, lanjut dia, pengontrolan kadar sirkulasi oxLDL dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas pengobatan penyakit autoimun. Kendati demikian, studi masih dilakukan pada tikus sehingga belum pasti dapat direplikasikan pada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com