Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/01/2014, 16:21 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com - Konsumsi makanan bergizi setiap hari menjadi kunci utama hidup sehat. Ini harus dilakukan dalam keadaan apapun, baik sakit ataupun tidak.

Namun saat hamil, konsumsi asupan bergizi menjadi hal yang wajib diperhatikan. Konsumsinya harus lebih banyak meliputi empat komponen utama dalam makanan pokok yaitu sumber karbohidrat, lauk, sayur, dan buah.

"Jumlah konsumsi ini bergantung dari usia kehamilan ibu," terang Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), Hardinsyah, kepada KOMPAS Health, Jumat (26/1/2013).

Semakin tua usia kehamilan, maka konsumsi semakin meningkat. Hal ini dikarenakan makin banyaknya nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan bayi, dengan tetap menjamin kesehatan ibu ketika mengandung hingga membesarkan.

Pada trimester pertama tingkat konsumsi ibu meliputi 1/5 lebih banyak dari konsumsi biasa. Selanjutnya di trimester kedua dan ketiga, jumlah konsumsi mencapai 1/3 dari konsumsi sebelum hamil. Untuk asupan cairan, ibu hamil sebaiknya menambah 2-3 gelas dari konsumsi biasa sebanyak 8 gelas.

Peningkatan rasio tersebut dengan asumsi ibu mengkonsumsi cukup sumber karbohidrat, sayur, buah, dan lauk setiap harinya. Karbohidrat dibutuhkan sebanyak 300 gram, yang dibagi menjadi 3 piring nasi sesuai waktu makan. Sedangkan sayur dan buah dibutuhkan sebanyak 100 gram, yang setara 2-3 potong buah serta semangkuk sayur. Sementara lauk dibutuhkan 2 potong per hari, dengan satu porsi sekitar 50 gram.

Dalam peningkatan konsumsi tersebut diharapkan ibu hamil lebih banyak mengkonsumsi asupan hewani, dengan rasio kurang lebih 2:1. Hal ini dikarenakan kandungan protein, zat besi, dan mineral lain dalam asupan hewani lebih mudah dimanfaatkan tubuh dibanding asupan dari tumbuhan (nabati). Asupan ini sangat mendukung kecukupan gizi ibu dan anak, terutama bila ibu menderita anemia sebelum maupun saat kehamilan.

Kendati begitu bukan berarti asupan nabati bisa disingkirkan. Dalam asupan nabati terkandung banyak asam folat, yang dibutuhkan untuk perkembangan saraf yang menentukan kecerdasan intelektual maupun emosional bayi. Kecukupan sayur dan buah patut diperhatikan apalagi bila melihat Riset Kesehatan Dasar 2010 yang mengatakan, sebanyak 94 persen orang Indonesia kekurangan konsumsi keduanya. Hal ini mengindikasikan hanya 6 persen masyarakat Indonesia yang mendapat konsumsi cukup sayur dan buah.

Menurut Hardinsyah bila asupan ibu hamil bisa lebih banyak sesuai rasio yang disarankan, maka kecukupan kebutuhan zat gizi makro dan mikro bisa terjamin. "Sangat sulit mengajak masyarakat memahami kebutuhan satu per satu zat gizi makro maupun mikro. Yang jelas asupan tersebut bisa terpenuhi bila masyarakat mau menambah asupannya, tentunya tidak hanya karbohidrat atau sesuai selera ibu hamil. Ibu hamil juga bisa mengkonsumsi tablet Fe atau zinc, bila mengalami anemia atau kurang konsumsi asupan hewani," tuturnya.

Selain konsumsi empat komponen makanan utama, Hardinsyah menyarankan ibu hamil mengkonsumsi susu, yang tidak melulu khusus untuk ibu hamil. Susu memberi asupan kalsium bagi ibu hamil, yang rawan menderita osteoporosis. Susu juga kaya asam folat yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang bayi selama dalam kandungan.

Awasi asupan sejak dini

Kecukupan asupan nutrisi pada ibu hamil sesungguhnya tidak hanya menentukan kesehatan ibu, tapi juga kualitas anak. Kualitas ini bahkan sudah mulai ditentukan jauh sebelum ibu hamil dan berlanjut pada  1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak dalam kandungan.

"Para calon ibu harus mengawasi asupannya sejak dini dan harus sejauh mungkin dari sumber polusi serta tidak stres. Kualitas asupan ini akan menentukan mutu kandungan dan plasenta, yang tentunya berpengaruh pada kondisi kehamilan dan janin yang dikandungnya," jelas Hardinsyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com