Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2014, 23:41 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber CNN
BEIJING, KOMPAS.com - Lebih dari enam kasus infeksi flu burung H7N9 pada manusia dilaporkan terjadi di China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan satu di antara warga yang terinfeksi meninggal.

Dalam laporan yang dirilis Jumat (31/1/2014), WHO mengatakan informasi tersebut didapat dari Komisi Nasional Kesehatan dan Keluarga Berencana (NHFPC) dan Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP), Rabu (29/1/2014).

Warga yang terinfeksi semuanya berjenis kelamin laki-laki, dengan rentang usia 2 sampai 75 tahun. Empat orang dinyatakan dalam kondisi kritis. Empat dari enam warga yang terinfeksi dilaporkan berinteraksi dengan unggas.

Kasus-kasus itu dilaporkan terjadi di Fujian (1), Guangdong (1), Hongkong (1), dan Zhejiang (3). Korban tewas adalah seorang pria berumur 75 tahun yang pada akhir bulan lalu melakukan perjalanan ke Shenzhen. Di kota itu dia jatuh sakit dan meninggal di Hongkong, dengan dugaan terinfeksi virus flu burung di Shenzhen. 

"Sejauh ini, tidak ada bukti berkelanjutan penularan dari manusia ke manusia," kata pernyataan WHO. Meski demikian WHO merekomendasikan para wisatawan yang mendatangi daerah dengan wabah flu burung untuk menjauhi peternakan unggas dan menghindari kontak dengan unggas hidup di pasar. Rekomendasi berlaku juga untuk rumah pemotongan hewan untuk unggas maupun kontak dengan kotoran unggas.

Namun, WHO tidak mengeluarkan rekomendasi pembatasan perjalanan ke daerah dengan wabah flu burung maupun membatasi perdagangan unggas. Pada rentang Februari sampai Mei 2013, dilaporkan 133 kasus H7N9 pada manusia dalam gelombang pertama, disusul dengan dua kasus yang dilaporkan pada Juli dan Agustus 2013. Berikutnya, menjadi gelombang kedua, sejak Oktober 2013 telah dilaporkan 74 kasus infeksi flu ini di China.

Otoritas kesehatan tersebut telah memperkuat langkah pencegahan dan pengendalian H7N9, termasuk menutup beberapa pasar unggas hidup di kota yang terserang wabah. WHO mengatakan tidak ada laporan serangan infeksi flu burung sebelum Februari 2013.

Namun, setelah bulan tersebut, infksi pada manusia dan unggas telah terindentifikasi, dengan sebagian besar warga yang terinfeksi langsung sakit parah. Kebanyakan dari korban menyatakan mereka belum berselang lama terkena paparan unggas hidup maupun lingkungan yang diduga terkontaminasi.

Pada 28 Januari 2014, dilaporkan 22 korban yang diketahui terinfeksi virus ini telah meninggal. Dua pertiga dari korban adalah laki-laki, dengan usia rata-rata 58 tahun. Gejala penderita terinfeksi virus H7N9 adalah pneumonia yang memburuk dengan cepat, demam, batuk, dan sesak napas.

Pengobatan yang diberikan kepada para korban pada umumnya meliputi pemberian obat anti-flu oseltamivir dengan merek dagang Tamiflu dan zanamivir bermerek dagang Relenza. Sejauh ini obat-obatan ini belum terbukti efektif.

Sejauh ini ada banyak varian flu burung yang sudah teridentifikasi, yakni 16 subtipe H dan 9 subtipe N. Hanya varian berlabel H5, H7, dan H10, diketahui telah menyebabkan kematian pada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com