Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2014, 09:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Stres bisa memicu timbulnya kanker payudara. Pada perempuan, stres akan memompa hormon estrogen lebih banyak. Hormon estrogen berlebih adalah faktor utama pemicu kanker payudara.

Hal itu dikatakan Walta Gautama, Kepala Instalasi Deteksi Dini dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit Kanker Dharmais, selepas acara peringatan Hari Kanker Sedunia, di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Rabu (12/2).

Penelitian di Inggris menunjukkan, 25 dari 100 perempuan yang tingkat stresnya tinggi berisiko terkena kanker payudara. Stres merupakan salah satu faktor penyebab kanker selain faktor genetik, konsumsi lemak, dan konsumsi alkohol.

Kanker payudara 99 persen diderita oleh perempuan. Kasus kanker payudara meningkat dari tahun ke tahun dan berada di peringkat kedua jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia setelah kanker serviks (leher rahim).

Namun, di RS Kanker Dharmais, jumlah kasus kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan kanker serviks. Pada 2002, penderita kanker payudara ada 225 orang. Tahun 2012, jadi 809 orang. Adapun kanker serviks pada 2002 penderitanya 147 orang dan pada 2012 340 orang.

”Dari deteksi dini kami menemukan, banyak penderita kanker payudara memiliki stres tinggi, baik dari pekerjaan, sedang sekolah S-3, maupun tekanan rumah tangga,” kata Hardina Sabrida, Kepala Unit Deteksi Dini RS Kanker Dharmais.

Sejumlah pasien mengaku telah menjaga pola makan. tidak makan daging berlebih, tidak minum alkohol, dan banyak mengonsumsi sayuran. Tetapi tetap terkena kanker payudara.

Menurut Hardina, stres harus dikelola agar minimal dengan istirahat cukup. Berlibur atau melakukan kegiatan yang disukai akan sangat membantu. Selain itu, minum air putih banyak.

Direktur Utama RS Kanker Dharmais Sonar Soni Panigoro menyatakan, anggapan salah di masyarakat perlu diubah. Kanker bisa diobati jika ditemukan dalam stadium dini. Untuk itu, perlu ada kesadaran untuk menjalani deteksi dini kanker. (A10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com