Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Kandungan Juga Bertugas Cerdaskan Perempuan

Kompas.com - 13/02/2014, 20:04 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zaenal Abidin mengatakan, tugas seorang dokter tidak hanya bersifat kuratif, melainkan perlu mendorong masyarakat di sekitarnya untuk berdaya. Terutama pada dokter spesialis kebidanan dan kandungan, mereka harus dapat menjadi pelopor pemberdayaan perempuan.

"Dokter kebidanan dan kandungan itu tugasnya memang lebih berat karena berhubungan dengan kesehatan ibu dan bayinya. Namun mereka sebenarnya adalah tenaga strategis pelopor untuk memberdayakan perempuan," ujarnya saat ditemui di Kantor PB IDI, Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Oleh karena pentingnya tugas dokter spesialis kebidanan dan kandungan, menurut Zaenal, mereka harus tetap bekerja sekaligus mencerdaskan banyak orang. Akan disayangkan jika mereka terkendala masalah hukum, apalagi jika harus ditahan.

"Lebih baik tetap bekerja di masyarakat untuk memberdayakan mereka. Misalnya satu dokter bisa memberdayakan 10.000 orang, maka tiga dokter jadi 30.000," cetus dia.

Seperti diberitakan, Mahkamah Agung (MA) pernah menjatuhkan hukum pidana kepada tiga orang dokter kebidanan dan kandungan karena meninggalnya seorang pasien yang ditangani mereka. Majelis hakim menyatakan para dokter tersebut sebenarnya telah melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur medis.

Namun majelis kasasi menilai ketiga dokter tidak mempertimbangkan hasil rekam medis pasien. Namun melalui pengabulan peninjauan kembali (PK), maka MA menyatakan ketiga dokter tersebut bebas murni.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Farid Anfasa Moeloek dari Dewan Kehormatan IDI mengatakan, angka kematian ibu yang masih tinggi di Indonesia juga tidak terlepas dari peran dokter kebidanan dan kandungan. Dengan memberdayakan, artinya mereka juga mencerdaskan perempuan.

"Kunci mengurangi angka kematian ibu adalah dari status kepandaian perempuan. Semakin pandai perempuan, semakin kecil kemungkinan dia untuk meninggal saat melahirkan," jelas dia.

Guru besar ilmu kebidanan dan kandungan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mencontohkan, jika perempuan cerdas, dia pasti lebih pintar untuk memilih tempat melahirkan. Misalnya jika di daerahnya fasilitas melahirkannya kurang maka dia akan pergi ke daerah yang memiliki fasilitas lebih baik. Di sinilah peran dokter kebidanan dan kandungan, khususnya yang berada di daerah, untuk mengedukasi perempuan agar lebih memahami kebutuhan saat melahirkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com