Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Dewasa Muda Berisiko Stroke Akibat Cedera Kepala

Kompas.com - 14/02/2014, 17:32 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber HEALTHDAY

KOMPAS.com — Risiko stroke pada umumnya meningkat karena merokok, penyakit diabetes, tingginya kadar kolesterol, stres, dan usia tua. Namun menurut sebuah studi baru, cedera kepala dan leher dapat meningkatkan risiko tersebut pada orang dewasa muda hingga anak-anak sebanyak tiga kali lipat.

"Dua pertiga stroke terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Namun, sepertiganya terjadi pada usia yang lebih muda, kurang dari 65 tahun," kata Richard Libman, Ketua Divisi Neurologi Vaskular North Shore-LIJ Health System di Manhasset, New York, yang tidak terlibat dalam studi.

Libman melanjutkan, banyak stroke yang terjadi pada orang usia produktif yang membuat kualitas hidup mereka menurun, serta menyulitkan mereka untuk berkontribusi kepada masyarakat. Menurut dia, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dan terapi yang tepat bagi orang dewasa muda yang terserang stroke.

Dalam studi baru, para peneliti dari University of California, San Francisco (UCSF), menganalisis rekam medis dari 1,3 juta orang usia di bawah 50 tahun yang dirawat di departemen trauma karena cedera kepala dan leher. Mereka menemukan 145 atau 11 per 100.000 pasien menderita stroke iskemik dalam empat minggu setelah cedera terjadi.

Menurut American Stroke Association, 87 persen dari kejadian stroke adalah stroke iskemik yang disebabkan oleh penghambatan aliran darah ke otak. Rata-rata pasien yang mengalami cedera kepala dan leher serta terkena stroke itu berusia 37 tahun, sementara mereka yang tidak mengalami stroke, meskipun cedera kepala dan leher, berusia 24 tahun. Studi menemukan, 48 per 100.000 dewasa muda dan 11 per 100.000 anak dengan cedera kepala dan leher mengalami stroke kemudian.

Para peneliti mengatakan, dua juta orang di AS dirawat di departemen trauma untuk cedera kepala dan leher setiap bulannya. Dari jumlah tersebut, setiap bulannya laju stroke iskemik mencapai 214 pasien untuk dewasa muda dan anak-anak.

"Studi ini penting karena stroke setelah mengalami trauma sebenarnya bisa dicegah," ujar Christine Fox, asisten profesor neurologi di UCSF.

Kendati demikian, hubungan antara cedera kepala dan leher dengan stroke belum jelas. Para penulis studi mencatat, cedera dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang menuju ke otak. Kerusakan ini mungkin dapat menyebabkan penyumbatan darah yang memicu stroke.

"Jika kerusakan pembuluh darah ini didiagnosis lebih awal saat terjadinya cedera, maka pasien dapat diberikan obat-obatan pengencer darah untuk mencegah stroke," ujar peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com