Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Belajar Norma Lewat Interaksi dengan Orangtua

Kompas.com - 14/03/2014, 13:48 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com – Anak yang kebanjiran informasi akan lebih mudah terpapar hal negatif. Tanpa pendampingan orangtua, kondisi ini mengakibatkan anak akan kesulitan memilah informasi. Karenanya, peran orangtua untuk berinteraksi dengan anak dan mendampinginya menjadi penting.

Menurut para pakar, minimnya pendampingan orangtua berdampak pada rendahnya pengendalian diri anak. Faktor ini berkaitan dengan terjadinya kasus pembunuhan Ade Sara oleh teman terdekatnya yang masih berusia remaja.

“Interaksi yang terbatas menyebabkan anak hanya mendapat sedikit pendampingan orangtua. Padahal anak sangat perlu pendampingan di era kemudahan akses informasi ini,” kata psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT UI), Indri Savitri, kepada Kompas Health.

Memilah hal positif dan negatif
Menurut Indri, tanpa pendampingan dan interaksi dengan orangtua, anak cenderung menerima informasi negatif sebagai sesuatu yang wajar. Anak juga akan menganggap wajar bila ia menerapkan hal negatif yang dipahaminya tersebut kepada orang lain.

“Interaksi dan pendampingan yang minim mengakibatkan anak tidak mendapat pemahaman yang baik tentang norma dan berbagai hal positif lain, termasuk pengendalian diri. Akibatnya saat beranjak dewasa anak hanya berfikir seputar dirinya, tanpa memikirkan dampak perbuatannya pada orang lain,” kata Indri.

Berkaca dari kasus Ade Sara, Indri menyarankan orangtua sedapat mungkin mendampingi masa tumbuh kembang anak-anaknya. Pendampingan ini terus berlangsung hingga remaja saat anak memerlukan teman diskusi. Orangtua dan anak yang sering berdiskusi berdampak pada timbulnya pemahaman dalam diri anak mengenai nilai positif. Lewat komunikasi yang baik, anak akan menanamkan nilai positif tersebut yang berdampak pada pembentukan karakternya.

Belajar berkomunikasi yang baik
Pendampingan orangtua, lanjut Indri, juga diperlukan anak dalam menjalin relasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini termasuk cara berbicara, berkomunikasi, dan menyampaikan ketidaksukaan. Cara mengekspresikan diri sangat penting supaya anak tidak menyebabkan orang lain tersinggung.

“Cara berkomunikasi ini sangat penting apalagi sekarang tak perlu bertemu wajah untuk berbicara. Penggunaan kata harus diatur sebaik mungkin sehingga anak bisa mengekspresikan dan membaca perasaan orang lain, terutama dalam berbagai media sosial. Anak juga harus bisa mengendalikan diri dalam forum maya seperti itu,” kata Indri.

Menyelesaikan masalah lebih objektif
Hal lain yang bisa diperoleh dari pendampingan adalah kemampuan anak memandang masalah secara objektif ketika dewasa. Dengan penanaman karakter dan norma yang kuat, anak akan berusaha menghadapi berbagai masalah dengan pikiran jernih ketika dewasa. Anak akan terbiasa fokus mencari jalan keluar, menemukan penyelesaian masalah yang tidak semata mengumbar emosi.

Dengan mengetahui pentingnya pendampingan, Indri berharap orangtua tidak lagi meremehkan interaksi dengan anak. Bagaimanapun orangtua harus menyediakan waktu untuk mendampingi anak terutama dalam menanggapi berbagai informasi yang beredar. Harapannya, tidak ada lagi kasus Ade Sara berikutnya.

Pengendalian diri
Kasus Ade Sara membuktikan rendahnya kontrol diri pada remaja akibat minimnya pendampingan dan interaksi orangtua.

“Kalau dilihat dari caranya melakukan pembunuhan, pelaku kemungkinan hanya ingin membalas dendam. Namun, di tengah jalan, emosi memuncak dan terjadi hal yang di luar perkiraan. Seandainya kontrol diri lebih baik maka pembunuhan mungkin bisa dihindari,” kata psikolog forensik, Reza Indragiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com