Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2014, 18:46 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Anak penyandang down syndrome secara umum memiliki harapan hidup yang lebih rendah. Artinya, mereka rata-rata tidak bisa hidup selama orang pada umumnya. Namun dengan pembenahan gaya hidup serta dukungan dari lingkungan, mereka dapat hidup lebih lama dan berkualitas.

Menurut psikolog sekaligus pemerhati anak berkebutuhan khusus, Sri Muji Rakhmati, gaya hidup yang sehat seperti pola makan sehat dan beraktivitas fisik akan menjauhkan risiko obesitas pada anak penyandang down syndrome. Dengan mengurangi obesitas, mereka lebih mungkin terhindar dari risiko penyakit kronik.

"Anak penyandang down syndrome memiliki kecenderungan untuk malas bergerak, nafsu makan mereka umumnya juga besar. Maka kebanyakan mereka bermasalah dengan obesitas," jelas Wati, sapaannya, pada sebuah talkshow dalam rangka peringatan Hari Musik Nasional dan Hari Down Syndrome Sedunia yang diadakan oleh Pinisi Edutainment Park, di Jakarta, Senin (24/3/2014).

Karena itu, Wati menyarankan supaya anak penyandang down syndrome untuk lebih aktif bergerak. Mereka bisa aktif dalam kegiatan-kegiatan olahraga ataupun seni supaya bisa mencapai jumlah aktivitas fisik yang direkomendasikan.

"Misalnya bermain alat musik angklung dapat melatih mereka dalam bidang seni sekaligus psikomotorik, karena mereka harus menggerakkan alat musiknya," paparnya.

Sementara itu, anak penyandang down syndrome juga memerlukan pola makan yang sehat. Pola makan tersebut akan mengimbangi nafsu makan mereka yang besar sehingga membantu mereka menghindari obesitas.

Aryanti Yacub, pengurus Ikatan Syndrome Down Indonesia (ISDI) mengatakan, jika memenuhi syarat tersebut, rata-rata umur penyandang down syndrome bisa mencapai 50-an tahun. "Kebanyakan meninggal karena serangan jantung," ujarnya.

Dilansir dari situs Mayo Clinic, penyandang down syndrome dapat memiliki beberapa komplikasi, di antaranya cacat jantung, leukimia, penyakit infeksi, demensia, henti napas saat tidur, dan obesitas. Pada tahun 1929, rata-rata penyandang down syndrome tidak bisa hidup lebih dari usia 10 tahun. Namun kini, harapan kehidupan mereka bisa meningkat menjadi 50 tahun atau lebih, tergantung pada keparahan penyakit komplikasinya.

"Mereka juga bisa hidup secara berkualitas, bekerja, dan menikah. Meskipun di Indonesia belum pernah didengar penyandang down syndrome yang menikah," kata Aryanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com