Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2014, 14:19 WIB

KOMPAS.com — Sejumlah warga Ibu Kota masih tak peduli terhadap upaya pencegahan demam berdarah dengue. Belum banyak yang melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Akibatnya, DKI Jakarta masih menjadi daerah endemis DBD.

Virus dengue penyebab demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Untuk mencegah DBD, pemerintah menganjurkan dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, yaitu menguras, menutup rapat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air. Hal itu ditambahkan dengan penggunaan kelambu berinsektisida serta losion pencegah nyamuk.

Di Ibu Kota, PSN 3M Plus dan juru pemantau jentik (jumantik) diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue.

Warga DKI Jakarta yang ditemui tampak sangat bergantung pada kehadiran jumantik untuk membersihkan tempat penampungan air. Adriani (30), warga Kelurahan Pancoran, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (8/4), menuturkan, setiap Kamis petugas jumantik datang ke rumah untuk mengecek tempat penampungan air.

”Saya menguras bak mandi dan membuang barang bekas seminggu sekali. kalau lupa, petugas ngomel,” ujar Adriani.

Yatmin (40), warga Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, mengaku, tidak mengetahui PSN 3M Plus. Untuk mandi, Yatmin menggunakan ember berukuran tinggi 32 cm dan diameter 51 cm untuk mandi. Ia tidak khawatir ada jentik nyamuk karena air habis tiap digunakan mandi.

Kepala Urusan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pancoran Ramli Hutapea menuturkan, ketidakpedulian masyarakat terhadap penanganan DBD menyebabkan mereka tidak peduli jumantik dan belum menerapkan PSN 3M Plus.

Kurangnya kesadaran masyarakat juga terpantau di Jakarta Timur. Ela (48), warga Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, mengatakan, ”Kalau petugas menyuruh kolam dikuras, ya, saya kuras. Selama tidak ada jentik nyamuk bagi saya masih aman,” ujar Ela. Di samping rumah yang sekaligus warung Ela tampak puluhan kaleng dan gelas bekas air mineral. Barang itu dibersihkan kalau ia sempat.

Yuni (57), warga Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, mengaku tidak rutin menguras air di bak mandi, penampungan air di bawah kulkas, ataupun alas pot bunga.

Menurut data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dalam tiga tahun terakhir kasus DBD di Ibu Kota meningkat. Pada 2011 ada 2.866 kasus DBD, lalu 3.057 kasus pada 2012, serta 4.368 kasus tahun lalu. Sepanjang Januari-Maret 2014, ada 1.463 kasus DBD di lima wilayah Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Ermawati menyatakan, pihaknya terus menggalakkan PSN dan meningkatkan kualitas jumantik. Ia berharap masyarakat berperan aktif memberantas sarang nyamuk di lingkungannya. (A07)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com