Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2014, 15:27 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber foxnews



KOMPAS.com -
Saat tidak kunjung hamil, biasanya wanita adalah pihak yang paling giat berupaya untuk meningkatkan kesuburannya. Meski sebenarnya ketidaksuburan juga bisa berasal dari pihak suami. Menurut American Society for Reproductive Medicine, pada 40 persen pasangan, pria merupakan alasan mereka belum memiliki momongan.

Sayangnya, terkadang pria tidak sadar dengan hal ini dan tidak mendapatkan penapisan (skrining) yang tepat. Penelitian menunjukkan, dalam jumlah yang signifikan pria mengalami permasalahan kesehatan untuk sperma mereka.

Joseph Alukal, profesor asisten di departemen urologi dan obstetri dan ginekologi, serta direktur kesehatan reproduktif pria di NYU Langone Medical Center, New York City, mengatakan, ini bukan masalah tidak sadar ada masalah, tetapi pilihan mereka untuk tidak mau mencari tahu kenapa.

Bridgit Danner, pakar akupuntur tersertifikasi mengatakan, kebanyakan pria tidak menjalani pemeriksaan sperma, atau mereka tidak memahami sepenuhnya hasil dari analisis sperma mereka.

"Ada parameter tertentu dari sperma untuk membuat terjadinya kehamilan secara alami," tegas Danner yang juga penulis buku "Making Super Sperm" ini.

Menurut Laurence Levine, profesor urologi di Rush University Medical Center di Chicago, dari jutaan sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi, hanya sedikit yang berhasil mencapai sel telur. Sehingga semakin banyak sperma yang mencapai sel telur maka seorang pria dikatakan semakin subur.

Levine mengatakan, penyebab menurunnya kesuburan pada pria antara lain dipengaruhi oleh faktor hormonal. Ketidakseimbangan hormon merupakan penyebab umum namun dapat disembuhkan untuk ketidaksuburan pada pria.

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kesuburan pria antara lain testosteron untuk perkembangan dan kematangan dari sperma, luteinizing hormone (LH) yang berperan menyampaikan pesan pada testis untuk membuat testosteron, dan follicle-stimulating hormone (FSH) yang berperan menyampaikan pesan pada sperma untuk membuat sel baru.

"Jika kadar hormon-hormon tersebut terlalu tinggi atau rendah, produksi sperma akan terhambat dan menyulitkan pasangan untuk memperoleh anak," jelasnya.

Selain itu, ketidaksuburan pria juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik atau infeksi, kecelakaan dan kondisi medis. Namun diperkirakan 90 persen pria dapat sembuh dengan terapi yang memadai yang meningkatkan kualitas sperma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com