Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2014, 11:43 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis



KOMPAS.com -
Taj Mahal terkenal di seluruh dunia sebagai lambang cinta Shah Jahan pada istrinya, Mumtaz Mahal. Sayangnya, cinta abadi pasangan raja dan ratu dari abad ke-17 itu harus berakhir karena kematian Mumtaz setelah melahirkan anaknya yang ke-14.

Di zaman moderen kematian ibu setelah persalinan masih terus terjadi. WHO mencatat pada tahun 2010 sebanyak 287 ribu wanita meninggal dunia setelah melahirkan. Kematian pascapersalinan ini sejatinya sangat bisa dicegah dengan pelayanan kesehatan memadai.

Indonesia termasuk negara dengan angka kematian ibu yang tinggi. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 mencatat angka kematian 228 per 100 ribu kelahiran. Padahal Millennium Development Goal yang dicanangkan masyarakat internasional tahun 2000 menargetkan angka kematian ibu 102 per 100 ribu kelahiran pada tahun 2015.

Kendati sulit, berbagai tindakan telah dilakukan untuk terus menekan angka kematian ibu di Indonesia. Salah satunya adalah Merck Sharp and Dohme (MSD) yang bekerja sama dengan Project HOPEIndonesia (PHI) dan Yayasan Kusuma Buana (YKB) mengimplementasikan program “MSD for Mothers”di Indonesia.

Program kerja sama yang dimulai sejak 2013 ini menyasar 10 ribu perempuan pekerja pabrik di Subang dan Bekasi. Lewat program ini, perempuan pekerja bisa mendapatkan akses universal untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Dengan demikian, angka kematian ibu di kalangan pekerja bisa diturunkan.

Chris Tan, President and Managing Director MSD Indonesia menjelaskan,“Kami memiliki kepedulian yang sama dengan pemerintah bahwa tantangan kematian ibu perlu ditangani secepatnya sebab produktivitas Indonesia adalah taruhannya. Kami ikut berkomitmen atas terciptanya sebuah dunia tanpa harus ada perempuan yang meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan.”

Survei dasar yang dilaksanakan oleh PHI dan YKB menemukan bahwa sebagian besar (73 %) pekerja perempuan belum menerima penyuluhan kesehatan dari klinik dan hampir semua responden (93%) tidak pernah menerima pendidikan kesehatan di tempat kerjanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com