Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Setelah Pulang dari Luar Negeri, Segera Laporkan

Kompas.com - 24/04/2014, 16:30 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Penularan penyakit, termasuk yang terjadi saat kita sedang dalam perjalanan ke luar negeri, seringkali tidak langsung menimbulkan gejala. Pada umumnya gejala baru muncul setelah seseorang kembali ke negaranya. Oleh karena itu, para pelancong yang mengalami sakit disarankan untuk melaporkannya.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama.

"Kalau mengalami sakit sehabis berpergian ke luar negeri, segera laporkan. Paling dekat bisa puskesmas. Ini demi mendata penyebaran penyakit antarnegara," katanya saat ditemui dalam sebuah diskusi kesehatan Rabu (23/4/2014) di Jakarta.

Mengetahui penyebaran penyakit antarnegara menjadi penting sebagai salah satu upaya memutus rantai penyebaran suatu penyakit. Tjandra mengatakan, kini ada sebuah gerakan yang disebut Global Health Security yang berisi prevention (pencegahan), detect (pendeteksian), dan response (penanggapan).

Pelaporan terhadap penyakit yang didapat dari luar negeri, imbuh Tjandra, merupakan salah satu upaya pendeteksian penyakit. Ia menegaskan, pelancong yang sakit perlu melaporkan negara yang mereka kunjungi, kapan, dan berapa lama mereka di sana.

Gejala umumnya tidak langsung muncul dikarenakan adanya waktu inkubasi bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh manusia. Waktu inkubasi tersebut dapat berlangsung dua hingga 10 hari, tetapi yang paling umum adalah dua hingga tiga hari.

"Jika waktu inkubasi berlangsung saat pelancong telah dalam perjalanan kembali ke negara asal, maka gejala baru muncul saat sudah pulang," jelasnya.

Penyakit-penyakit yang paling sering dialami oleh pelancong antara lain tipus, tuberkulosis, hepatitis A, HIV, yellow fever, influenza, tetanus, malaria, dan meningitis.

Penyakit-penyakit tersebut menular dari interaksi dengan penduduk lokal ataupun pelancong lainnya, misalnya berdekatan saat mereka batuk, bersin, bahkan berhubungan seksual. Selain itu ada juga yang ditularkan melalui makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com