Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2014, 16:05 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com -
Makin banyaknya kasus bakteri resisten antibiotik adalah hal yang mencemaskan. Bayangkan berapa banyak penyakit yang seharusnya mudah diobati dengan antibiotik kini menjadi penyakit mematikan. Para ilmuwan pun harus menciptakan obat yang lebih kuat lagi.

Bakteri resisten antibiotika adalah bakteri yang tak bisa dibunuh dengan antibiotika resep dokter. Penggunaan antibiotika berlebihan ditambah dengan pasien yang tak menyelesaikan pengobatan sesuai resep dokter menyebabkan terjadinya bakteri kebal terhadap antibiotika.

Resistensi terhadap antibiotika ini ternyata sudah terjadi di banyak daerah di dunia. WHO pada penelitiannya terhadap resistensi antimikroba, termasuk resistensi antibiotika menemukan resistensi sudah terjadi saat ini di setiap bagian dunia. Potensi resistensi ini bakal mempengaruhi siapa pun, usia berapa pun, di negara mana pun. Alhasil, resistensi antibiotika ini tentu saja bakal menjadi ancaman besar terhadap kesehatan dunia.

“Saat ini dunia menuju era pascaantibiotika. Dulu infeksi biasa dan penyakit minor yang dapat diobati selama puluhan tahun bisa jadi bersifat mematikan di masa depan,” kata Keiji Fukuda, asisten direktur jenderal WHO dalam rilis untuk media. “Kecuali kita bisa mengambil tindakan bermakna untuk mencegah infeksi dan juga mengubah produksi, peresepan dan penggunaan antibiotika, resistensi antibiotika ini dampaknya bakal mengerikan,” katanya.

Laporan berjudul Antimicrobial Resistence : Global Report on Surveillance mencatat resistensi terjadi pada banyak zat-zat penyebab infeksi. Laporan tersebut juga berfokus pada resistensi antibiotika pada tujuh bakteri penyebab penyakit serius seperti infeksi aliran darah (sepsis), diare, pneumonia, infeksi saluran kencing dan gonorrhea. Laporan tersebut mendokumentasikan resistensi antibiotika di seluruh bagian dunia.

WHO menyebutkan kuman pneumonia, E.coli dan gonorrhea sebagai contoh penyakit berpotensi mematikan yang kemungkinan tidak bisa diobati kecuali ada hasil riset yang menemukan obat baru. Pasien juga perlu turut serta mencegah terjadinya infeksi dengan tindakan pencegahan sedini mungkin.
.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com