Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2014, 16:18 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Semakin tua usia seseorang, semakin mungkin mereka mengalami gangguan (disfungsi) ereksi. Kondisi tersebut tentu bisa membuat frustasi, apalagi jika libido masih besar tapi kemampuan si organ vital tak bisa diharapkan.Tak sedikit pula pria yang merasa penisnya loyo lantas mengambil jalan pintas dengan minum obat kuat.

Meskipun pengobatan bisa meringankan gejala dari disfungsi ereksi, namun tidak selamanya orang yang mengalaminya perlu obat. Menurut konselor seks sekaligus dokter spesialis kejiwaan dr.Naek L Tobing, penyebab difungsi ereksi secara umum dibagi menjadi dua, yaitu fisik dan psikologis.

"Bagi mereka yang disfungsi ereksinya disebabkan permasalahan fisik, penggunaan obat-obatan memang perlu dilakukan. Sementara bagi yang masalahnya psikologis, sebenarnya tidak perlu obat," paparnya saat dihubungi Kompas Health, Selasa (6/5/2014).

Ssebelum memulai terapi obat-obatan disfungsi ereksi, perlu pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebabnya. Untuk pemeriksaan fisik, pasien perlu melakukan cek darah untuk mengetahui kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah.

Hal-hal tersebut bisa membantu dokter mendiagnosis penyakit dasar yang dialami pasien yang mungkin menyebabkannya gagal ereksi. Tujuannya adalah agar terapi yang diberikan tepat sasaran.

Permasalahan fisik, jelas dia, biasanya disebabkan oleh kurangnya hormon seksual dan tidak lancarnya aliran darah ke penis. Jika seseorang mengalami gangguan kolesterol, diabetes, penyakit jantung, atau tekanan darah tinggi, maka kemungkinan disfungsi ereksi pun makin besar.

Sementara itu, masalah psikologis yang menyebabkan disfungsi ereksi antara lain adanya masalah di dalam hubungan antara suami-istri. Misalnya, ada konflik, tidak cinta lagi, bahkan ketegangan karena melakukan kesalahan yang ditutup-tutupi.

"Solusi untuk pria yang mengalami disfungsi ereksi akibat permasalahan psikologis tentu adalah terapi psikologis seperti konseling," pungkas dokter yang mendapat gelar dari University of Minnesota, Amerika Serikat, ini.

Baru-baru ini, studi dalam Journal of Sexual Medicine tersebut menemukan, ada banyak hal yang berpengaruh terhadap perbaikan kemampuan ereksi. Hal-hal tersebut antara lain mengurangi berat badan, makan lebih sehat, bergerak lebih aktif, mengurangi minum alkohol, dan tidur lebih baik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com