Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2014, 08:10 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber WebMD


KOMPAS.com -
Studi baru menemukan obat yang biasa diresepkan dokter untuk disfungsi ereksi (DE) ternyata bisa membantu kesembuhan kelainan otot yang disebut Duchenne. Penyakit yang menyebabkan otot jadi melemah ini bisa dipulihkan berkat kerja obat DE memperbaiki aliran darah.

Sebuah studi kecil terhadap 10 anak lelaki dengan penyakit Duchenne menemukan obat DE populer Viagra dan Cialis ternyata bisa membantu menyembuhkan penyakit tersebut. “Anak lelaki dengan penyakit otot Duchenne mengalami ketidaknormalan aliran oksigen dan darah ke otot. Aliran darah dan oksigen tak meningkat seperti seharusnya ketika melakukan olah raga ringan,” kata kepala peneliti Dr. Ronald Victor, associate director Cedars-Sinai Heart Institute di Los Angeles, AS.

Karena pembuluh darah tidak membesar ketika beraktivitas, otot jadi kekurangan oksigen. Obat DE bekerja memperbesar pembuluh darah dan tentunya meningkatkan aliran darah. Efek ini juga terjadi pada pria yang mengalami gangguan ereksi.

Duchenne adalah penyakit genetik yang dialami anak lelaki dan pria muda. Penyakit ini menyebabkan kehilangan fungsi otot progresif dan berjalan terus hingga penderitanya terpaksa duduk di kursi roda. Penyakit ini menyebabkan tubuh memproduksi hanya sedikit atau tak ada sama sekali dystrophin, protein yang dibutuhkan untuk membuat nitrit oksida. Nitrit oksida ini yang memberi sinyal bagi pembuluh darah untuk rilek selama olah raga dan meningkatkan aliran darah ke otot.

Hingga saat ini menurut Muscular Dystrophy Association, penderita penyakit ini sering tak dapat bertahan hidup melewati masa remaja. Kemajuan pengobatan berhasil meningkatkan harapan hidup penderitanya hingga usia 30 tahunan. Ada juga yang bertahan hidup hingga usia 40 dan 50-an.

Pengobatan yang ada saat ini berupa steroid. Obat ini memperlambat degenerasi otot dan melindungi fungsi jantung dan paru-paru. Namun steroid tidak mengoreksi aliran darah tak normal tersebut. “Lebih dari seperempat pasien tidak bisa menoleransi efek samping steroid,” kata Victor.

Dalam penelitian tersebut tim Victor membandingkan 10 anak penderita Duchenne usia delapan hingga 12 yang mengonsumsi steroid dengan 10 anak lelaki sehat usia sama. Semua anak penderita Duchenne masih bisa berjalan tetapi beberapa juga menggunakan kursi roda atau tongkat penyangga.

Peneliti mengukur aliran darah pada mereka semua ketika istirahat dan ketika melakukan olahraga genggaman tangan. Hasil tes menemukan penderita Duchenne mengalami ketidaknormalan aliran darah kendati sudah mengonsumsi steroid.

Setelah diberi Cialis atau Viagra, hasil tes diulangi. Setelah dua pekan, anak lelaki yang mendapat Cialis juga diberi Viagra. Mereka yang mendapat Viagra juga diberi Cialis. Setelah itu mereka dites ulang.

Mereka menemukan kedua obat DE tersebut memperbaiki aliran darah anak dengan Duchenne sampai ke titik sama dengan anak lelaki sehat. Efek sampingnya, anak-anak tersebut mengalami ereksi setelah mengonsumsi obat tersebut. “Ereksi tersebut tidak menyakitkan dan tak berbahaya. Efek samping bisa diatasi dengan spontan tanpa pengobatan,” kata Victor.

Kendati menjanjikan, koreksi ketidaknormalan aliran darah ke otot itu belum terbukti bisa memperlambat progresi penyakit tesrebut. Victor berharap bakal ada studi lebih besar untuk membuktikan hal tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com