Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2014, 14:55 WIB

KOMPAS.com - Lebih dari dua lusin jenis obat, mulai dari obat kemoterapi lini lama hingga obat malaria, kemungkinan besar mampu melawan virus MERS (Sindrom Pernapasan Timur Tengah).

Memang sebelum dicoba pada manusia, obat-obatan tersebut harus diuji pada hewan. Meski penelitian awal di laboratorium menunjukkan harapan yang besar dunia bisa segera mengalahkan virus yang sedang menjadi ancaman di banyak negara ini.

"Ini adalah awal yang bagus. Kita sekarang mencoba untuk berada selangkah di depan. Memang ada banyak hal yang harus kita lakukan," kata Dr.Tony Fauci, ketua National Institute for Allergy and Infectious Disease.

MERS sejauh ini telah menyebar ke 16 negara dengan jumlah orang yang terinfeksi sekitar 614 orang dan membunuh 181 orang. Angka kematian penyakit ini sekitar 29 persen.

Saat ini memang belum ada pengobatan atau vaksin untuk MERS. Virus yang merupakan bagian dari famili virus korona yang merupakan penyebab flu atau common cold. Tetapi pada tahun 2013, virus korona baru yang disebut SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) menyebar ke seluruh dunia dan menginfeksi 8000 orang, sekitar 770 diantaranya meninggal dunia.

Matthew Frieman dari Sekolah Kedokteran University of Maryland dan timnya berusaha mencari obat-obatan yang bisa melawan MERS. Pendekatan yang dipakai adalah menyaring jenis obat yang sudah beredar. Obat-obatan tersebut akan lebih mudah tersedia dengan cepat jika dibutuhkan, dibandingkan dengan membuat obat baru atau vaksin.

"Totalnya ada 27 komponen yang secara aktif sanggup melawan MERS dan SARS. Komponen ini merupakan bagian dari 13 kelas obat-obatan, termasuk inhibitor reseptor estrogen yang dipakai dalam pengobatan kanker dan inhibitor reseptor dopamin untuk obat sakit jiwa," tulis peneliti.

Obat yang juga masuk dalam daftar tersebut antara lain obat kanker gemcitabine, obat kanker leukimia imatinib dan dasatinib, obat kanker payudara Fareston yang juga diketahui efektif melawan virus Ebola. Obat malaria Chloroquine juga berpotensi kuat.

Meski di laboratorium menunjukkan obat ini efektif, tetapi belum tentu bisa punya efek sama ketika dicoba pada manusia. Dua jenis obat, yakni antivirus ribavirin dan interferon yang sudah dicoba pada pasien MERS ternyata juga tidak manjur.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com