Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2014, 08:13 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Seringkali orang rancu dengan istilah demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya keduanya sama-sama disebabkan oleh infeksi virus dengue. Lantas apa yang membedakan keduanya?
 
Menurut dokter spesialis penyakit dalam FKUI/RSCM Leonard Nainggolan, meski demam dengue dan DBD sama-sama disebabkan oleh virus dengue, namun ada perbedaan dasar pada keduanya, yaitu kebocoran plasma. Pada demam dengue gejala hanya berupa demam dan syok namun tidak sampai disertai dengan kebocoran plasma.
 
Ia menjelaskan, kebocoran plasma merupakan melebarnya celah antar sel di pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya plasma darah keluar dari pembuluh darah. Diketahui, darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma yang berupa cairan dan sel darah. 
 
Meski plasma darah bisa keluar, lanjut dia, namun celah tidak cukup besar untuk sel darah untuk keluar. Jika plasma darah saja yang keluar, maka darah akan menjadi lebih kental, karena konsentrasi sel darah berbanding dengan plasma akan lebih banyak dari yang biasanya.
 
Dengan kata lain, DBD lebih berbahaya dan memiliki konsekuensi yang lebih berat dibandingkan dengan demam dengue. Ini karena jika terjadi kebocoran plasma, DBD bisa berisiko kematian. Ini berhubungan dengan pengentalan darah yang tidak normal di dalam tubuh yang berakibat kurangnya pasokan bagi organ-organ penting dalam tubuh.
 
Dalam kesempatan berbeda, Profesor Sri Rezeki S Hadinegoro, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, ada dua pendapat mengenai demam dengue dan DBD itu sendiri. Pendapat pertama, kedua penyakit itu berbeda, namun ada pula yang mengatakan, demam dengue bisa berkembang menjadi DBD jika dibiarkan.
 
"Namun yang jelas, orang perlu mewaspadai kebocoran pada plasma karena bisa menyebabkan kematian," kata Sri.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com