Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2014, 18:36 WIB

KOMPAS.com - Sulit buang air besar atau sembelit kerap dianggap sebagai masalah biasa. Padahal, jika dibiarkan berlarut-larut, sembelit berpengaruh buruk bagi kesehatan, termasuk menyebabkan kanker.

Persoalan sembelit sebenarnya cukup sering diderita. Dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD (K), mengatakan hampir setiap hari ada pasien yang datang kepadanya dengan keluhan sembelit dan komplikasinya.

"Dalam sebuah pemeriksaan kolonoskopi di RSCM terhadap 1.246 pasien diketahui ada 10 persen yang disebabkan karena sembelit atau konstipasi," katanya dalam acara peluncuran situs www.bebassembelit.com di Jakarta (18/6/14).

Sembelit didefinisikan sebagai mengalami dua atau lebih gejala mengejan saat BAB, feses keras, perasaat tidak tuntas setelah BAB, ada hambatan pada dubur, serta BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan sembelit, mulai dari faktor hormonal, kurang bergerak, kurang minum air putih, kurang serat, kehamilan, serta faktor psikologi.

"Obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan sembelit, misalnya obat rematik, obat maag, suplemen zat besi, suplemen kalsium, dan sebagainya," kata Ari.

Sembelit sebaiknya tidak diabaikan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu berbagai gangguan kesehatan. Misalnya saja polip pada saluran usus, ambeien, diverticulosis, hingga kanker kolon.

"Kotoran idealnya dibuang setiap hari. Kalau dibiarkan menumpuk, racun-racunnya bisa menempel di usus dan menyebabkan peradangan," paparnya.

Indikasi yang perlu diwaspadai adalah ada darah saat BAB. "Jika ditemukan ada perdarahan bisa jadi ada diverticulosis sehingga ususnya bolong-bolong, atau tumor. Perlu dilakukan colok dubur atau meneropong usus agar diketahui masalahnya," kata staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Jadi jelas sudah kita tak boleh main-main dengan sembelit. Karena itu jaga kesehatan organ pencernaan dengan sebaik-baiknya, mulailah dengan banyak bergerak serta mencukupi kebutuhan serat dari sayur dan buah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com