Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2014, 16:48 WIB

KOMPAS.com - Banyak orang menyangka kurang makan serat sebagai penyebab sembelit. Padahal, ada banyak pemicu sembelit, misalnya saja gaya hidup kurang bergerak, obat-obatan, stres, hingga hormonal.

Sembelit merupakan kondisi yang ditandai dengan kesulitan BAB, frekuensi BAB kurang dari 3 kali seminggu, feses keras, keluarnya tinja berbentuk bulat-bulat kecil, atau perasaan tidak tuntas saat BAB.

"Proses terjadinya buang air besar terjadi karena tiga faktor, ada feses yang bergerak menuju bagian kolon karena ada air. Ada serat yang membentuk feses, dan juga pergerakan usus," kata dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD (K), dalam acara peluncuran situs bebassembelit.com di Jakarta (18/6/14).

Karena itu, agar BAB lancar kita bukan cuma perlu rajin mengonsumsi makanan mengandung serat, tapi juga perlu cukup air dan aktif bergerak.

Selain itu, ada faktor lain yang bisa menyebabkan sembelit. Antara lain faktor hormonal pada wanita, kehamilan, terlalu banyak daging dan kurang serat.

"Obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan efek samping sembelit, misalnya obat hipertensi, antidepresi, suplemen kalsium, atau suplemen zat besi," papar Ari.

Penyakit kronik seperti diabetes melitus, stroke, parkinson, tumor pada saluran cerna, dan riwayat pelecehan seksual juga bisa membuat proses buang air besar terhambat.

"Tak sedikit pasien yang datang karena keluhan sembelit meski sudah banyak makan serat dan minum air. Setelah diteropong pun ususnya normal. Ternyata pemicunya karena stres. Jadi semua faktor harus diperiksa," katanya.

Sementara itu, meski kita perlu mengasup serat 25 gram setiap harinya, namun sebaiknya kita memenuhinya dari sumber alami seperti sayur, buah, atau sumber serelia utuh. "Idealnya serat berasal dari sayur dan buah, minum suplemen serat sebaiknya hanya jika diperlukan saja, bukan untuk setiap hari. Selain itu jika minum suplemen serat harus diimbangi dengan banyak minum air," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com