Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2014, 08:41 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Alergi memang muncul secara misterius dan sangat bervariari pada setiap orang. Bukan hanya makanan, debu, obat-obatan, bagian dari tanaman, bahkan serpihan kulit ari hewan juga bisa memicu alergi. Terkadang, alergi sulit disembuhkan sehingga memicu kesalahpahaman dan mitos.

Menurut dokter pakar imunologi Iris Rengganis, mengapa seseorang bisa memiliki alergi sebenarnya masih menjadi misteri. Namun, bakat alergi yang dimiliki seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Bila orangtua memiliki alergi, kemungkinan besar anaknya juga memilikinya.

"Bila salah satu orangtua, kemungkinan alergi diturunkan kepada anaknya yaitu sekitar 50-60 persen, sedangkan bila kedua orangtuanya alergi, risiko anaknya memiliki alergi sangat besar, hingga 80 persen," kata dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini dalam wawancara beberapa waktu lalu, di Jakarta.

Alergi yang diturunkan pun tidak selalu sama antara orangtua dengan anaknya. Bila orangtuanya asma, anaknya bisa saja alergi makanan, anak yang lain bisa alergi debu atau obat.

"Yang diturunkan itu adalah bakat alerginya, bukan jenis alerginya. (Alergi yang diturunkan) tidak selalu sama," ujarnya.

Alergi sejatinya merupakan reaksi antigen atau antibodi yang berlebihan terhadap alergen yang berupa protein. Alergen bisa berasal dari makanan, kotoran hewan, obat, dan lain-lain.

Alergi umumnya ditandai dengan gejala seperti bintik kemerahan, bengkak, gatal, ruam, hingga sesak napas. Seperti yang sudah disebutkan, alergi sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, yaitu mencapai 80 persen. Sementara itu, faktor lainnya adalah imunitas dan lingkungan dari seseorang itu sendiri.

"Jika seseorang alergi, maka harus dihindari alergennya. Kalau sudah terlanjur timbul gejala maka harus diberi obat penawar," ucap Iris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com