Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2014, 08:27 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com
— Jika bayi terlahir prematur, maka ia harus berada dalam inkubator untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat dan membantunya bernapas. Inkubator yang biasanya berada di dalam unit Neonatal Intensive Care Unit (NICU) saat ini sudah semakin canggih sehingga peluang bayi untuk bertahan hidup semakin besar.

Setelah beberapa waktu dan bayi semakin kuat, penggunaan inkubator pun perlahan-lahan dikurangi dan bayi tidak lagi berada di ruang NICU. Tetapi, terkadang ada orangtua yang setelah  membawa pulang si bayi dan menyewa inkubator sendiri.

Menurut dokter anak subspesialis neonatologi dari FKUI/RSCM, Rinawati Rohsiswatmo, menggunakan inkubator kembali setelah keluar dari NICU adalah tindakan yang sia-sia, bahkan justru merugikan.

"Saya sangat menentangnya, karena inkubator terbaik bagi bayi adalah tubuh ibu," katanya beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, tubuh ibu dapat memberikan kehangatan yang jauh lebih baik daripada inkubator sehingga teknik kangaroo mother care (KMC) akan lebih bermanfaat daripada menyewa inkubator. KMC merupakan teknik pelekatan bayi ke tubuh ibu yang dikombinasikan dengan pemberian ASI eksklusif.

Metode KMC dilakukan dengan meletakkan bayi di dada ibu, tetapi sebelumnya ibu perlu membuka kancing pakaian depan agar terjadi kontak kulit ke kulit. Kemudian, selimuti bayi untuk menjaga kehangatannya.

KMC, lanjut Rina, dapat memberikan banyak kelebihan dibandingkan dengan penggunaan inkubator biasa. Selain biayanya yang lebih murah, KMC bisa meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.

"Sentuhan, kata-kata dari ibu pada bayi akan membangkitkan perasaan dicintai dan disayangi. Ini merupakan stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi," tutur dia.

Sementara itu, penggunaan inkubator menjadikan bayi pasif. Tidak adanya interaksi antara ibu dan bayi akan membuat perkembangannya cenderung agresif di kemudian hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com