Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2014, 08:11 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com -
Rambut sehat ternyata adalah cerminan sehatnya tubuh kita. Analisis rambut bisa mengetahui kondisi tubuh hingga dua bulan terakhir. Analisis rambut ini lebih canggih dari tes darah dan urine karena bisa mengetahui aneka mineral dan racun dalam tubuh kita.

Sebut saja namanya Mirna. Wanita paruh baya ini sepuluh tahun terakhir berkarir sebagai eksekutif di sebuah pabrik di pinggiran Jakarta. Suatu ketika ia tertarik pada sebuah pemeriksaan analisa rambut di sebuah klinik di Jakarta. Sampel rambutnya dipotong dan dianalisa di laboratorium.

“Ternyata dalam tubuh saya cukup banyak merkuri. Mungkin tercemar dari pabrik. Padahal saya kerja di bagian kantor, jarang masuk ke pabrik,” katanya bergidik.

Setelah itu, teman-teman kantor Mirna kontan ikut menjalani pemeriksaan analisa rambut. “Dan benar. Dari rambut mereka dideteksi ada cemaran logam berat. Ternyata hidup di dunia moderen ini begitu sarat dengan racun. Banyak racun di mana-mana. Ada di air minum yang tercemar juga ada di sayur dan buah yang disemprot pestisida,” tuturnya.

Tahu dirinya tercemar logam berat, ia kemudian menjalani program detoksifikasi untuk menghilangkan racun logam berat. “Ternyata saya jadi lebih sehat dan segar. Pantas, dulu kok saya sering pusing dan tak enak badan,” katanya.

Analisa rambut sejatinya bukan hal yang baru di dunia medis. Lebih dari 200 tahun lalu, sudah dilakukan pemeriksaan rambut terutama untuk mengukur kadar arsenikum (zat kimia yang berbahaya). Pemeriksaan rambut jenazah Napoleon Bonaparte menunjukkan adanya timbunan kadar arsenikum. Pemeriksaan itu memunculkan dugaan bahwa Kaisar Perancis itu telah dibunuh secara perlahan-lahan dengan cara meracuni tubuhnya dengan arsenikum.

Analisis rambut, menurut Dr. Kenneth Kang, ND, perwakilan Texas Hair Analysis di Asia, sanggup menunjukkan kondisi tubuh sampai sekitar dua bulan terakhir. Sementara analisis darah dan urin hanya memperlihatkan kondisi tubuh selama beberapa hari terakhir.

“Ada tes urin yang secara cepat bisa mendeteksi cemaran logam berat dalam tubuh kita. Namun hasilnya kurang akurat. Analisa rambut bisa secara akurat menunjukkan cemaran-cemaran logam berat dalam tubuh kita. Analisa rambut juga bisa dengan tepat mendeteksi pola nutrisi pasien. Dari situ kami bisa memberikan pembenahan pola makan,” kata Dr. Catherine Tjahjadi dari Clinique Suisse Jakarta.

Cek kesehatan melalui rambut memang lebih untuk mengukur kadar mineral dan elemen racun di dalam tubuh. Cara ini mampu mendeteksi komposisi 38 macam mineral. Sedangkan analisis darah hanya bisa mendeteksi beberapa jenis mineral, seperti kalsium, kalium, fosfor, magnesium, dan natrium.

Komposisi mineral yang seimbang di dalam tubuh memang berpengaruh langsung pada kondisi kesehatan. Namun untuk mengukur seberapa tepat setiap jenis mineral yang bermanfaat (nutrient) harus kita konsumsi, tentu tidak gampang. Padahal kekurangan atau kelebihan mineral tertentu, sama-sama berdampak terganggunya kondisi kesehatan.

Misalnya tembaga, diperlukan dalam pembuatan estrogen, namun jika kelebihan akan menyebabkan sakit kepala. Seng sangat membantu produksi hormon yang bermanfaat untuk menangkal stres, tapi kalau berlebih bisa menimbulkan gangguan pada prostat. Dan serangan jantung ternyata berkaitan erat dengan keseimbangan kalsium dan magnesium di dalam tubuh.

Kelebihan mineral antara lain bisa disebabkan oleh konsumsi suplemen makanan yang berlebih. "Kebutuhan dan kesesuaian mineral pada tiap orang pasti berbeda. Jika konsumsi terlalu banyak malah berakibat ketidakseimbangan nutrisi," kata Dr. Budi Setiawan, Sp.PK, dokter ahli patologi klinik dari FKUI.

Kondisi tidak seimbang itu masih ditambah dengan cemaran mineral berbahaya dari lingkungan juga begitu sulit dihindari. Di Singapura, ujar Dr. Kang, ditemukan cukup banyak kasus pasien anak-anak yang berlebihan kadar merkuri dalam tubuhnya. Akibatnya, anak-anak itu mengalami kekurangan nutrisi dan gangguan belajar.

Di Indonesia sebagai negara berpolusi terburuk ketiga di dunia, Dr. Kang yakin timbunan elemen beracun seperti timbal, aluminium, merkuri, dan arsenik dalam tubuh, tentu cukup tinggi.

"Memang sudah ditemukan adanya kadar aluminium, timbal, dan merkuri yang tinggi pada beberapa anak di Jakarta," tegas Dr. Ahmad Hidayat Sholichah KW, seorang ahli lingkungan dan konsultan medis di PT Prima Mineral Optimine.

Gangguan akibat keracunan elemen mineral pada anak-anak tidak hanya terjadi akibat lingkungan luar. Ibu hamil yang terpapar mineral berbahaya juga bisa melahirkan anak-anak dengan keterlambatan gerak motorik. "Pencemaran timbal dari kendaraan bermotor misalnya, bisa membuat orang jadi agresif," lanjut Dr. Bayu Prawira Hie, seorang ahli suplemen makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com