Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2014, 15:17 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

 

 

KOMPAS.com - Orgasme pada wanita telah lama menjadi misteri baik bagi pria maupun bagi wanita itu sendiri. Sehingga tidak heran, banyak sekali mitos seputar orgasme wanita yang beredar. Dalam seksologi modern, orgasme wanita merupakan salah satu topik yang paling tidak habis diperdebatkan.

Lantas apa saja mitos yang seharusnya kita tak percayai seputar orgasme wanita?

1. Orgasme bisa diraih dengan bersenggama
Mitos ini keliru, karena faktanya hanya 30 persen wanita yang berhasil orgasme melalui bersenggama. Sementara sisanya membutuhkan stimulasi klitoris untuk mencapai klimaks. Sementara itu, menurut Perkumpulan Dokter Kebidanan dari Kanada, 30 persen orang yang mengaku tidak mampu mencapai orgasme dari bersenggama baru bisa mencapai orgasme setelah mendapat stimulasi manual ataupun oral.

2. Orgasme selalu dapat disadari
Ini merupakan mitos yang salah dari orgasme. Pasalnya orgasme mungkin juga datang tanpa disadari. Tanda-tanda seseorang mengalami orgasme seperti pola napas yang berbeda, gerakan tubuh, suara, dan kontraksi otot tidak selalu ada. Namun yang jelas, setelah mengalami orgasme, ada perasaan nyaman dan rileks yang timbul dan hanya dapat dirasakan oleh si wanita.

3. Cairan vagina saat orgasme serupa ejakulasi
Cairan yang dikeluarkan dari vagina melakukan aktivitas seksual merupakan lubrikasi alami. Saat mencapai orgasme, cairan ini biasanya keluar lebih banyak, namun ini bukanlah ejakulasi seperti halnya yang terjadi pada pria. Cairan ini merupakan hasil dari kontraksi dari otot uterus dan vagina karena peningkatkan aliran darah ke organ-organ reproduksi.

4. Wanita seharusnya bisa mencapai orgasme jika G-spot dirangsang
Keberadaan G-spot hingga saat ini masih menjadi misteri. Banyak yang memperkirakan kelenjar Skene yang berada di dinding belakang vagina di daerah bawah urethra mungkin adalah G-spot. Sebagian wanita mengaku ada sensasi kenikmatan saat area ini dirangsang, namun tidak semua wanita mengalaminya.

5. Jika wanita tidak dapat mencapai orgasme, pasangannya bukanlah pencinta yang handal
Pasangan memang mampu membantu untuk mencapai orgasme, namun yang bertanggung jawab sepenuhnya terciptanya orgasme atau tidak adalah wanita itu sendiri. Sebuah studi baru yang dimuat dalam jurnal Sexologies menemukan, pemikiran erotis dan fokus pada sensasi pada tubuh selama berhubungan seksual dapat membantu wanita untuk mencapai orgasme.

6. Wanita harus orgasme untuk menikmati seks
Orgasme selagi berhubungan seksual bukanlah kunci seorang wanita menikmati hubungan seksual. Orgasme merupakan hal yang sulit dipahami. Faktanya, seringkali, wanita menghargai seks lebih dari sekedar mencapai orgasme. Cinta dan kasih sayang yang dirasakannya dari pasangan adalah hal yang lebih penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com