Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2014, 14:07 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

 

KOMPAS.com -
Kanker hati merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh dua faktor utama, kanker dari penyakit lain dan sirosis atau pengerasan hati. Khusus pada kondisi sirosis, salah satu faktor pemicunya adalah perlemakan hati. 
 
Dokter spesialis penyakit dalam gastroenterologi hepatologi dari FKUI/RSCM, L A Lesmana mengatakan, perlemakan hati mungkin menjadi faktor yang paling banyak menyebabkan kanker hati. Pasalnya perlemakan hati erat kaitannya dengan gaya hidup.
 
"Gaya hidup yang banyak terjadi sekarang adalah pola makan tinggi lemak dan kurang bergerak, menyebabkan obesitas dan memicu perlemakan hati," tuturnya dalam diskusi media bertajuk "Penanganan Kanker Hati Stadium Lanjut" di Jakarta, pada Selasa (26/8/2014).
 
Semakin lama, jumlah orang obesitas, baik dewasa maupun anak-anak terus bertambah. Kendati demikian, perlemakan hati tidak harus selalu berujung pada kanker hati. Ini karena kondisi tersebut bersifat reversibel atau dapat diperbaiki. Dengan mengubah gaya hidup dan mengurangi berat badan, perlemakan hati dapat disembuhkan sehingga tidak sampai mengakibatkan kanker hati.
 
Rino A Gani, dokter spesialis penyakit dalam penyakit dalam gastroenterologi hepatologi FKUI/RSCM mengatakan, untuk menjadi kanker hati perlemakan hati biasanya sudah terjadi sekitar 20 tahun. Sebelum itu terjadi, maka perlemakan hati perlu segera diatasi.
 
Selain perlemakan hati, sirosis hati yang menjadi "pintu gerbang" dari kanker hati disebabkan oleh virus hepatitis. Namun saat ini pengobatan untuk virus hepatitis sudah semakin baik sehingga kemungkinan untuk sembuh cukup tinggi.
 
Selain itu, kini juga tersedia vaksinasi sebagai upaya pencegahan dari terkena infeksi virus hepatitis yang menyebabkan sirosis.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com