Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Anak Laki-laki Banyak Didiagnosis Berkebutuhan Khusus?

Kompas.com - 06/09/2014, 10:15 WIB
Kevin Sanly Putera

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Secara statistik, anak laki-laki memang lebih banyak yang didiagnosis berkebutuhan khusus dibanding anak perempuan. Faktor genetik dan lingkungan sangat berperan.

Gangguan perkembangan yang dialami anak laki-laki berkebutuhan khusus antara lain gangguan perilaku, emosional, gangguan bicara dan komunikasi, serta kesulitan bersosialisasi.

Anak laki-laki juga cenderung lebih banyak yang didiagnosis autisme meski para ahli belum mengetahui penyebabnya.

Dalam sebuah penelitian terbaru disebutkan, dibanding anak laki-laki, anak perempuan membutuhkan mutasi genetik yang ekstrem untuk mengembangkan gangguan perkembangan. Makanya, anak perempuan lebih jarang didiagnosis autisme.

Di seluruh Inggris, diketahui ada 1,5 juta anak di sekolah negeri yang kesulitan belajar atau keterbelakangan sehingga mereka tidak bisa mengikuti standar pelajaran untuk usia tersebut. Dari angka itu, sebanyak 487,885 anak perempuan mengalami SEN, sedangkan anak laki-laki hampir dua kalinya, yakni 911,900 orang.

Kebanyakan anak-anak berkebutuhan khusus ini berasal dari keluarga miskin dan etnis tertentu, yakni anak berkulit hitam yang paling banyak dan yang paling sedikit adalah dari etnis Tionghoa.

Dalam penelitian mengenai kecenderungan autisme pada anak laki-laki, para peneliti menyebutkan bahwa otak wanita berfungsi lebih baik dari pria dengan situasi mutasi yang sama.

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih rentan mengidap autisme dan ADHD. Beberapa peneliti mengklaim ini disebabkan faktor bias sosial, lainnya menyimpulkan karena faktor penerimaan gen atas perbedaan kelamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com